Akibat Sering Ditinggalin Suami Pergi Keluar Kota

Akibat Sering Ditinggalin Suami Pergi Keluar Kota

Akibat Sering Ditinggalin Suami Pergi Keluar Kota
Akibat Sering Ditinggalin Suami Pergi Keluar Kota

CERIAKANGEN - Hari ini seperti biasa aku harus mengantarkan suamiku menuju bandara. Pekerjaannya sebagai seorang bisnisman membuatnya selalu pergi keluar kota meninggalkanku bersama beberapa orang pembantu dan satpamku dirumah. Awalnya aku selalu merasa kesepian apalagi saat libidoku sedang meninggi membuatku kadang melampiaskannya dengan dildo berwarna pink milikku. Namun beberapa bulan kemudian aku tak merasakan hal itu lagi karena aku kini dikelilingi pria pria yang siap memuaskan nafsuku dirumahku, mereka tak lain pembantu, tukang kebun dan juga satpam di rumahku. Ditengah perjalanan pulangku, aku kembali terjebak macet. Didalam kemacetan ini fikiranku melayang mengingat kembali awalmula saat aku disetubuhi oleh pembantuku.

Awalnya saat itu Doni suami sedang berada diluar kota, saat malam hari ditengah gemuruh hujan aku yang sedang memakai babydoll hanya bisa meringkuk didalam selimut. Sudah lebih 3 bulan aku tak disentuh oleh suamiku itu. Karna tak dapat tidur akibat takut akan gemuruh guntur dan kilat, aku kemudian mengambil handphoneku dan menonton video persetubuhanku bersama suamiku.

10 menit video itu kutonton kurasakan birahiku kembali meninggi, sambil menonton terkadang aku meremas payudaraku yang tertutup oleh babydollku ini, putingku kurasakan sudah menegang akibat nafsuku yang kian memuncak, terkadang putingku kupelintir membuatku merasakan sakit namun nikmat. Aku kemudian melorotkan tali penyangga babydoll ku sehingga kini payudaraku terpampang bebas karena aku tak memakai bra. Kuludahi sedikit tanganku lalu kubasahi disekitar payudara kananku sambil membayangkan jika suamiku sedang mengulumnya.

"Ahh mas doni", desahku .

Kini aku tak berkonsentrasi menonton video itu. Didalam selimut aku sedang meremas payudaraku. Aku lalu mendudukan diri diranjang sambil bersandar pada dipan ranjang. Kuletakkan handphonku, lalu tangan kananku yang pasif kuarahkan pada selangkanganku. Kuraba memekku yang masih tertutupi celana dalam berwarna biru itu. Perlahan kuelus memekku sambil tetap aktif meremas payudaraku. Mataku kadang terpejam karna membayangkan suamiku sedang mencumbuiku.

Tak tahan kulepaskan celana dalam yang menutupi selangkanganku menampilkan memekku yang sedikit berbulu tipis. Lalu kuraih dildo yang kusimpan dalam laciku. Ada berbagai macam dildo disana, hadiah dari suamiku. Ada yang pendek namun ada juga yang panjang, beberapa dildo berwarna pink sesuai dengan warna kesukaanku.

Sejenak kuletakkan dildo itu diatas tubuhku dekat dengan pahaku sambil memperbaiki posisi dudukku. Kubuka babydollku dengan menyingkapnya dari bawah tubuhku. Kini aku telanjang bulat dikamarku. Kulanjutkan masturbasiku lagi. Secara bergantian tangan kiriku meremas payudaraku bergantian kanan dan kiri. Sementara dildo kecil itu kumainkan dengan tangan kananku.

Kugesek perlahan ujung dildo itu ke memekku yang mulai basah, ada sensasi geli saat benda itu menyentuh itilku yang mulai membengkak.

"Uhh sshh ahh", aku mulai mendesah keenakan.

Secara perlahan aku lalu mulai memasukkan dildo itu kememekku, kukocok perlahan menggesek bagian dinding vaginaku secara perlahan, oh begitu nikmat saat benda keras itu menyentuh bagian bagian sensitif didalam memekku. Peluhku mulai bercucuran akibat panas tubuhku yang kian meningkat.

Tak lama kemudian aku mulai mempercepat kocokanku, lendir yang keluar dari memekku makin banyak akibat rangsangan dildo itu. Terkadang kepalaku mendongak membayangkan jika konti suamikulah yang tengah menggenjotku.

"Uhh ahh mas terus mas genjot memekku", aku mulai meracau.

Semakin lama tangan kiriku yang sedang meremas payudaraku kuhentikan. Kuarahkan tangan kiriku itu untuk mengelus itilku. Oh sungguh nikmat, kocokan tanganku makin liar, pinggulku ikut berayun menyambut dildo yang sedang keluar masuk didalam memekku. Lama kelamaan kurasakan orgasmeku kian mendekat.

"Ahh ahh mas doni, siska bentar lagi keluar say ohh iya sodok terus uhh uhh".aku mengerang menyebut nama suamiku.

Dan kemudian kurasakan dari ujung kakiku kian menegang terus naik hingga kepahaku. Selangkanganku kian kubuka lebar agar dildo itu makin lancar keluar masuk didalam memekku. Lalu akhirnya klimakskupun kuraih sambil memejamkan mataku.

"Ahhhh akkkuu dappett saayyy oughh uhhh", tubuhku berkelojotan diatas kasur, tubuhku seakan melemas, tak mampu bergerak. Nafasku tak beraturan karna klimaks yang kuraih.

Saat nafasku mulai teratur dan puncak orgasmeku mereda, kubuka mataku, namun apa yang kulihat hanyalah kegelapan padahal tadi terang benderang, apakah sedang mati lampu.

Jeggerr suara guntur mengaggetkanku, aku yang begitu takut akan gelap dan guntur langsung meloncat dari tempat tidurku sambil berteriak. "Kkyyaaaaaaa". Namun naas aku tergelincir dan membuatku terjatuh, kakiku sedikit terkilir.

Tiba tiba saja pintu kamarku terbuka, masuklah tono pembantuku sambil membawa senter dan mengarahkan senter itu kearahku. Aku yang sedang memegangi kakiku terkilir hanya diam saja, namun aneh kenapa tono hanya diam saja, aku mulai sadar jika aku sedang dalam keadaan telanjang bulat, yang pasti membuat tono terpaku melihat tubuh telanjangku.

"TONO KELLLUAARRR" bentakku padanya.

"Mmm maaf bu siska", kata tono terbata bata lalu kemudian meninggalkanku sendirian dikamar ini. Kusambar celana dalam dan babydollku. Aku sedikit kesusahan saat berdiri. Aku kemudian dengan posisi duduk memakai celana dalam juga babydollku. Kuambil minyak gosok dan sedikit mengurut kakiku. Aku lalu merebahkan diriku kembali ditempat tidur. Kuambil handphone dan headsetku lalu kuputar musik demi menyamarkan suara guntur yang keras diluar. Kuselimuti tubuhku dan tak lama kemudian aku tertidur.

Esok paginya aku terbangun, setelah sejenak mencuci muka dikamar mandi dalam kamar tidurku, aku lalu menuju lantai bawah bermaksud untuk mengambil air, saat akan memasuki dapur langkahku terhenti akibat mendengar pembicaraan dari dalam ruang makanku.

"Hah? Lo liat non siska telanjang ton", suara kardi terdengar cukup keras.

"Huss jangan berisik tai ntar kedengaran lagi", tegur tono.

"Beruntung banget lu ton, emang sih non siska sexy banget, gue aja sering ngaceng liatnya",suara berat marten terdengar.

Kardi adalah tukang kebunku, sementara marten adalah satpam rumahku, mereka memang biasanya sarapan pagi pagi di rumahku, karna suamiku membebaskan mereka. Aku semakin merapatkan tubuhku ke tembok dan menajamkan pendengaranku mendengar pembicaraan mereka.

"Kasian yah non siska, sering banget ditinggal suaminya, andai bini gue dikampung kayak non siska mah bakalan betah gue.", kata tono pelan.

"Hooh apalagi bini gue, badan udah melar kemana mana nggak enak banget diliatnya", kata kardi.

"Enak yah punya bini, gue pengen banget punya bini euy, pengen ngerasain gituan juga", kata marten yang disambut oleh tawa kardi dan tono.

"Hahahhah jadi lo belom pernah ngentot ten?", kata tono.

"Haha aduh kasihan banget lo, badan aja paling gede, muka lo juga nggak ancur ancur amat kayak kita, masa belom pernah lo haha", ledek kardi.

"Hah sudah ah gue mau jaga", terdengar suara langkah marten keluar dari ruang makan. Aku lalu berpura pura berjalan menuju ruang makanku, sejenak marten terdiam lalu menunduk, ia mengucapkan selamat pagi padaku lalu kemudian berjalan keluar rumah.

Aku lalu dengan cuek berjalan disamping kardi dan tono yang tengah merokok dimeja makan. Kuambil gelas lalu meraih air minum. Kulirik mereka berdua yang memandangiku yang tengah minum, mereka memandangi belahan payudaraku. Ada sedikit perasaan aneh saat mereka memandangiku dengan penuh nafsu.

"Tono nanti temani aku kepasar yah, panasin mobil gih", kataku pada tono membuatnya kaget.

"Kardi itu rumput di belakang udah agak tinggi rapihin yah pas nanti saya pulang harus udah beres", yang disambut dengan jawaban kardi.

Aku lalu mengambil sepotong roti dan selai lalu memakannya, setelah itu aku kembali kekamar untuk mandi, seusai mandi kupakai baju kaos yang cukup ketat dan juga celana jeans ketat sehingga bentuk pantat dan payudaraku tercetak jelas, sengaja kupakai baju kaos yang kerahnya lebar agar belahan payudaraku yang tertutupi bra berwarna hitam dapat menyembul dan terlihat. Sejenak kupatut diriku dikaca melihat diriku yang memakai kaos putih, braku yang berwarna hitam samar samar terlihat, namun entah kenapa dalam diriku ingin sekali menggoda mereka.

Aku lalu menuju garasi, didalam mobil tono sudah ada menungguiku. Saat masuk kemobil sengaja kurendahkan tubuhku agar ia bisa melihat belahan payudaraku. Tono pun kuperhatikan hanya bisa meneguk ludahnya. Sejenak aku tertawa dalam hati melihat wajahnya yang merah padam. Tanpa sadar ia memperbaiki posisi kontolnya yang terjepit dibalik celana gombrangnya.

Aku lalu menyuruh tono untuk menjalankan mobil, saat kami akan melewati pos satpam sengaja tono kusuruh berhenti. Aku lalu memanggil marten sambil berbasa basi untuk menjaga rumah, dengan posiisinya yang berdiri dan menunduk kebawah menatapku pasti ia dapat melihat belahan payudaraku. Ada sensasi tersendiri menggoda para lelaki ini. Tak lama kemudian kami pun melanjutkan perjalanan menuju pasar. Sesampainya disana dan membeli keperluan dapur kami lalu kembali kerumah.

"Semalem kamu liat badanku yah tono", tanyaku saat dalam perjalanan pulang.

"Hmm anu non itu nggak sengaja, saya kaget pas denger ibu teriak hmm maa maaf bu", kata tono dengan terbata bata.

"Kamu nggak ceritakan ke yang lain soal semalam?", kataku dengan wajah serius.

"Hngg ngg nggak kok bu serius".

"Jangan bohong, atau kamu mau saya adukan ke suami saya?".

"Sss sebenarnya udah non, ke kardi ama marten, mm maaf non". Kata kardi dengan wajah bersalah sambil tetap berkonsentrasi membawa mobil.

Sesampainya dirumah aku segera menuju kamarku dan mengganti celanaku dengan hotpants karna kurasakan kakiku begitu kegerahan, setelah itu aku lalu menuju dapur dan memasak di bantu oleh tono. Beberapa kali kulihat tono memandangi pahaku. Namun aku berpura pura tak memperhatikannya, sejenak kulihat kearah selangkanganya, bagian tengah celananya sedikit menggembung, pasti kontolnya ereksi akibat melihatku.

Usai memasak akupun bermaksud menuju kekamar dan sekedar tidur siang, sekitar sejam aku tertidur kurasakan ada elusan dipahaku. Kubuka sedikit mataku mengintip siapa yang berani mengelusnya. Tak kusangka tono yang memakai baju singlet dan celana pendeknya berani masuk kekamarku. Baru ingin kutegur, ia sudah mengeluarkan kontolnya, mungkin berukuran 15 centi, ia kemudian mulai mengocok kontolnya sambil meraba pahaku perlahan.

Melihat tono yang sedang mengocok kontolnya dengan ekspresi kenikmatan padahal ia hanya meraba raba pahaku saja membuat rasa marahku perlahan menghilang berganti nafsu, sudah 3 bulan aku tak melihat dan menyentuh kontol laki laki. Aku lalu memiliki sebuah ide gila dalam fikiranku

"Tono, sedang apa kamu", kataku perlahan sambil menatapnya. Ia terjengkak dan buru buru memasukkan kembali kontolnya kedalam celana.

"Ma maaf non, saya jangan dilaporin non",kata tono memohon.

"Nggak bisa saya akan laporin kamu, kecuali kamu mau nerima hukuman dari saya", kataku

"Iya non iya, hukumannya apa non".

"Buka celanamu cepat!!", perintahku pada tono, dengan malu malu iapun melepas celananya menampilkan kontol hitam beruratnya.

"Uu udah non".

"Nah kamu buka celanaku", kataku membuatnya kaget.

"Hah? Serius non?", katanya lagi.

"Ya serius apa kamu mau saya laporin?", bentakku.

Dengan perlahan ia mulai menarik hotpants yang kupakai. Kuangkat sedikit pantatku agar ia leluasa membuka celanaku. Ia lalu bangkit dan sejenak memandangi selangkanganku yang masih tertutup celana dalam.

"Kenapa ngelamun?", tanyaku sambil tersenyum

"Mulus non", pujinya padaku.

"Kalo ini kira kira mulus nggak?"tanyaku sambil menunjuk dadaku.

"Nggak tau non, saya belum liat".

"Masa? Kan semalam udah liat?".

"Itu anu non, kurang jelas hehe", kata tono sambil terkekeh. Aku lalu membuka baju dan braku. Sengaja aku membelakangi tono agar ia penasaran. Aku lalu kembali berbaring sambil menutupi kedua putingku dengan tanganku.

"Gimana sekarang mulus nggak?", tanyaku dengan nada menggoda.

"Mulus non tapi anu itu tangannya ngalangin".

"Ya udah nih" kataku sambil melepaskan tanganku. Kini pak tono dapat melihat putingku yang berwarna kecoklatan. Tatapan matanya yang melihatku begitu bernafsu membuatku semakin terbakar birahi.

"Wah toketnya non siska gede euy, putih lagi.

"Makasih, nah sekarang untuk hukumanmu, kamu harus jilatin memekku sampe aku bisa orgasme kalo nggak aku bakalan laporin kamu, gimana mau?

"Jangankan ampe sekali orgasme neng, ampe berkali kali juga mang tono mau", kata tono sambil merangkak menaiki tempat tidur dan mengangkangkan kakiku. Ia sejenak mengendusi vaginaku yang masih terbungkus celana dalam.

"Hmm memeknya non wangi mamang jilat yah". Kata tono lalu menyibakkan celana dalamku kesamping, ia mulai menjilati bibir vaginaku.

"Ouggh mang uhhh", desahku.

Jilatan tono begitu nikmat kurasakan, entah efek 3 bulan memekku tak ada yang mengoral atau karna memang dia begitu mahir memainkan lidahnya di titik sensitif memekku. Terkadang lidahnya menyeruak masuk ke dalam lobang memekku menambah sensasi nikmat yang kurasakan. Tono kemudian menghentikan jilatannya dan lalu dengan kasar melepaskan celana dalamku. Kini aku benar benar telanjang didepan pembantuku ini. Ia lalu kembali menjilati kembali memekku yang kurasakan cairan vaginaku mulai mengalir keluar bercampur dengan liur tono.
"Ahh terus tono uhh".

"Iya disitu ah jilat itilku juga oughh enak", aku mulai meracau karna keenakan.
Dengan liar tono mengulum itilku, menggigit kecil lalu menjilatinya lagi, ah orgasme kurasakan sebentar lagi. Kutekan wajah tono ke arah memekku, pinggulku menyambut tiap desakan lidahnya.

"Uuugghhhhhhh", aku melenguh, pinggulku terangkat cairan orgasmeku sedikit menyemprot membasahi wajahnya yang kubenamkan dimemekku.

Saat orgasmeku mereda. Ia mengangkat kembali kepalanya dari selangkanganku. Aku hanya tersenyum puas melihat wajahnya yang merah padam.

"Sekarang kamu tiduran", kataku menyuruhnya membaringkan diri disampingku. Aku lalu mencium bibirnya dengan bibirku yang sensual, awalnya ia sedikit kelimpungan membalas ciumanku. Lidah kami saling beradu.

Tak lama kemudian aku lalu bangun dan mengambil posisi 69 dengannya,kini kontolnya tepat berada didepan wajahku, kumainkan lidahku menjilati kepala kontinya secara melingkar. Terkadang kuciumi kontolnya sambil mengocoknya perlahan. Aku lalu mengulum kontolnya, terkadang kuhisap kuat kuat, membuatnya mengerang kenikmatan.

"Aduhh non enak banget, sedotannya maut ahh", erangnya.

Tono pun tak tinggal diam, ia menusuk nusukan jarinya ke memekku, mengorek ngeoreknya mencari Gspot ku. Setelah tono menemukannya, ia lalu mengeluar masukan jarinya itu sambil menyentil Gspotku., karna perlakuannya itu akupun makin liar menaikturunkan kepalaku yang sedang mengulum kontolnya.

Rasa gatal dalam memekku membuatku kini tak tahan, kutarik pinggulku dari wajahnya, kini kuposisikan selangkanganku tepat diatas kontolnya yang tegak mengacung, kugesekan kepala kontolnya di memekku, menambah sensasi nikmat, tak ingin berlama lama, kutuntun batang berurat itu memasuki liang kenikmatanku.

"Ougghhhh", aku dan tono bersama sama mendesah saat kelamin kami bersatu.

"Aduh non memeknya sempit banget euy",

"Ahh ahhh uhh", tak kuhiraukan kata kata tono karna aku sedang sibuk menaiktuurunkan pinggulku mengocok kontol tono dalam memekku.

"Aduh non uhh mimpi apa saya, ahh uhh bisa ngentotin non siska".

"Mimpi uhh oughh kejatuhan memek uhh ahhh", kataku asal asalan

Tono pun mulai aktif menyodok memekku dari bawah yang kusambut hujamanku dari atas, oh akhirnya, selama 3 bulan bermain dengan kontol palsu, kini dalam memekku ada sebatang kontol asli yang sedang berasyik masyuk didalamnya.

Tono mengangkangkan kakinya, lalu mencoba membaringkan tubuhku diatas tubuhnya. Tangan kurusnya melingkari dadakku sambil meremas remasnya.

"Ini yang bikin saya gemes non, toket non gede banget ouhhh uhh".

"Remas terus mang aahh tono iya gitu, terus sodok memekku, yang kenceng".

"Iya non ohhh uuhh bakalan mamang bikin muncrat memeknya".

"Cepetin lagi mang, ohh ohh trus iya gitu, ahhh mang kelluarr mang, ngentot kamu maangg uhhhh", aku berkelojotan diatas tubuh mang tono. Sejenak ia mendiamkan kontinya dalam mekiku merasakan jepitan vaginaku yang tengah berkontraksi karna orgasme.

"Sekarang non yang dibawah non", perintah tono. Aku mengikut saja, dengan lemas aku turun dari atas tubuhnya dan berbaring disampingnya. Ia lalu memposisikan tubuhnya diatas tubuhku. Tangannya kini menuntun kontinya kembali memasuki memekku.

"Ugghhhh", aku melenguh saat tono mulai menggenjot memekku.

Tangan tonopun tak tinggal diam, dengan gemas ia meremas payudaraku dan memainkan putingku sesekali ia mencaplok putingku lalu mengulumnya.

"Aghh trus mang sodok trus uhh jangan kasih ampun".

"Ahh memek non enak banget"

"Uhh terusin mang genjot trus ough uhh".

Genjotan tono makin liar, nafasnya kian memburu, kontolnya makin mengeras dalam memekku. Akupun tak mau kalah dengan menggoyangkan pinggulku naik turun menyambut tiap hujaman kontolnya.

"Oughh ohh non mamang mau keluar kayaknya ini ahh keluarin dimana".

"Didalem aja mang didalem ahh ngentot mang uhh ahh"

"Ahhh non mamang bucat non ohh terima pejuhku non".

"Uhhh aku juga mangg ohhhhh kellluarr mang".

Tubuh kami sama sama menegang. Begitu nikmat kurasakan saat orgasmeku melanda dan disambut dengan semburan pejuh tono. Pinggulku kuangkat tinggi sementara tono memeluk tubuhku erat. Sejenak kami terdiam meresapi klimaks kami yang mulai mereda.

"Makasih non hukumannya", bisik tono

Begitulah awal mulaku bermain dengan pembantuku. Sejak saat itu aku dan tono sering memuaskan hasrat dikamarku. Jalanan didepanku kini mulai lenggang aku lalu mulai menjalankan mobilku kembali kerumah tuk bertemu para pejantanku.

tiiin suara klakson mobilku saat aku tiba dirumahku. Marten satpam rumahku pun membukakan pintu gerbang agar aku bisa masuk. Setelah memarkirkan mobilku akupun hendak turun dan masuk ke rumah, namun Marten sudah berada di samping mobilku sambil tersenyum

"Ada apa marten?", tanyaku.

"Itu non anu, hngg eh", kata marten tak jelas

"kenapa sih kamu bilang aja".

"Itu non mau nagih janji non, kan non semalem janji kalo suami non udah pergi bakalan ngasih marten jatah non", kata pria asal sulawesi berperawakan tinggi besar ini.

"Hahaha ya udah yuk kedalam", kataku setelah menertawakan keinginannya, laki laki semua sama aja kalo urusan ngentot pasti kuat ingatannya.

"Jangan ah non,".

"Loh kenapa?", tanyaku penasaran.

"Kalo didalem pasti yang laen bakalan ikut ujung ujungnya saya cuma disepong ama ibu, soalnya kalo urusan itu hmm ngen ngentot saya paling cepet keluarnya", kata marten. Ia memang masih kurang pengalamannya dan selalu terburu buru, kayaknya sikontol gede ini mesti diajarin biar lebih kuat.

"Ya udah masuk kemobil duduk dibelakang", perintahku.

Dengan cepat marten memasuki mobil, ia langsung memelorotkan celananya tanpa membuka seragam satpamnya, aku tertawa dalam hati melihatnya begitu bernafsu.

Akupun berpindah dari kursi depan dan merangkak menuju belakang mobil. Martenpun mulai mengelus elus pahaku saat aku duduk disampingnya. Ia lalu menarik kepalaku dan mencium bibirku. Sambil berciuman dengan iseng aku menyentil nyentoil kontolnya yang mengacung tegak membuatnya menghentikan ciumannya

"Aduh non sakit, jangan disentil non",

"Hihi ya udah nih", kataku lalu mengocok kontolnya dengan tangan kiriku. Kurengkuh lehernya dan mengarahkan wajahnya mendekati wajahku. Kamipun kembali berciuman, tangan marten meraba raba payudaraku yang masih tertutup oleh kemeja berwarna biru dari bahan satin ini.

"Hmmp muach muach", suara kecipakan bibir kami yang terus beradu, marten dengan sedikit kasar membuka seluruh kancing kemejaku. Kini terpampang bebas payudaraku yang masih tertutupi bra berenda berwarna biru pula. Marten perlahan melepas ciumannya, lalu ia mendorong pelan tubuhku agar merebahkan diri dijok belakang, kepalaku kini bertopang pada pintu mobil di sisi kiri.

Marten meraba raba perutku yang rata, lalu tangannya ia arahkan meremas remas payudaraku. Ia lalu menyingkap braku keatas. Kini terpampanglah putingku yang mulai mengeras dan berwarna coklat itu, marten dengan bernafsu langsung menghisap puting kananku sementara payudara kiriku ia remas remas. Karna kesakitan kuangkat tangan kiriku untuk menopang kepalaku yang bertopang pada pintu mobil sehingga ketiakku pun terlihat. Jilatan marten pun ia arahkan menuju ketiakku.

"Hihii ah oughh geli say ahh ", desahku sambil tertawa cekikikan karna ulahnya.

"Hmmp badan non siska wangi biar keringatan juga", kata marten sambil mengendusi ketiakku.

Lelah bermain dengan bagian atas tubuhku ia sedikit duduk menjauh, rok hitamku ia singkap memperlihatkan gstring hitam yang kupakai, ia mengangkangkan kaki sebelah kiriku sehingga rok span yang kupakai makin tersingkap, marten lalu menunduk dan mendekatkan wajahnya mengendusi memekku yang masih tertutup celana dalam.

Suhu didalam mobil makin panas akibat nafsu birahi kami yang kian memuncak, apalagi mobil dalam kondisi mati yang menyebabkan AC mobil tak hidup.didalam mobil kini marten menyingkap gstring yang kupakai kesamping lalu mulai menjilati vaginaku.

"Ahhh iya uhh bukan disitu ohh atasnya lagi", kataku mengarahkan marten karna ia masih belum mahir dalam mengoral memekku.

"Slurrpp sluurrpp air memek non siska gurih", pujinya sambil tetap menjilati vaginaku.

Marten berhenti sejenak kemudian ia mencoba melepaskan gstring yang kupakai. Kutarik sedikit bagian atas rokku lalu kuangkat pantatku memudahkannya melepaskan penutup memekku itu. Setelah itu marten lalu kembali menjilati miss v ku.

5 menit ia menjilati memekku aku tak merasakan orgasmeku akan datang, mungkin karna ia tak semahir tono ataupun kardi yang lebih berpengalaman. Aku lalu mendorong tubuhnya agar menjauh dari selangkanganku. Nampak ia sedikit kecewa

"Maaf non nggak bisa bikin non orgasme", katanya.

"Udah nggak apa, nanti juga bakalan pinter kok sekarang duduk yang bener",kataku sambil tersenyum.

Kini giliranku yang mengoral kontol yang berukuran 20 centi itu, diantara mereka, kontol Marten memang yang paling besar tapi tak dibarengi dengan kemampuannya bercinta. Andai kemampuan bercinta marten seperti tono dan kardi mungkin aku akan lebih memilih untuk terus berhubungan dengan Marten.

Aku kini sedang mengulum dan menjilati batang besar berurat milik marten, terkadang kukocok kontolnya dan berciuman lalu kembali mengoral kontolnya, wajahnya yang memang putih kini memerah akibat nikmat yang ia rasakan.

"Aduh non pelan pelan uuhh nyedotnya, sa bisa keluar", kata marten memakai logat daeranya.

"Hihi slurpp slurp", aku terkekeh setiap marten memakai logat daerahnya karena menurutku lucu, aku lalu kembali melanjutkan oralku padanya.

Tak ingin berlama lama martenpun menarik tubuhku. Ia mencium bibirku lalu keleherku dengan begitu bernafsu. Tangannya tak tinggal diam mengelus elus punggungku. Ia lalu melepaskan kemejaku dan juga bra yang kupakai.

"Non saya nggak tahan non", kata marten dengan nafas memburu.

"Nggak tahan apasih hmm", kataku menggodanya.

"Pengen ngerasain puki nya non".

"Ih aku nggak punya puki, puki apaan sih", kataku yang kini duduk dipangkuannya berhadapan. Sambil kugesekkan memekku ke kontolnya.

"Memek non sa pengen ngerasain memeknya non"

"Oh memek toh nih", kataku sambil mengangkat tubuhku lalu kutuntun kontolnya memasuki memekku. Hanya 3/4 kontolnya saja yang masuk, karena kini bagian kepala kontinya sudah mencapai mulut rahimku. Membuatku bergetar merasakan nikmat.

"Oughh uhh", ia melenguh merasakan jepitan memekku.

"Nih udah dirasainkan uhh ah sshh", desahku sambil menggoyangakan pinggulku naik turun. Ia hanya pasif menerima tiap genjotanku.

Marten dengan begitu bernafsu menciumi seluruh wajahku, ia lalu kembali menjilati leherku lalu mencucup putingku. Ia menyedotnya sambil memainkan lidahnya disana. Aku hanya bisa meremas rambutnya sambil kupercepat geolan pinggulku.

"Ougghh gimana enak kan ahh ahh".

"Iya non ahh enak banget uhh".

"Jangan cepat cepat keluar yah", kataku sambil mempercepat lagi goyangan pinggulku, maju mundur naik turun di pangkuannya.

"Aahh jangan uhh cepat cepat non ahh".

"Hiihij oughh kenapa uhh say takut cepat oughh kellluar yah hihi ah ah".

Aku lalu mengangkat kepalanya mendekati wajahku, kamipun berciuman, lidah kami saling bertautan, terkadang ia mengulum lidahku, dan akupun membalasnya. Seragam satpamnya kini mulai dibanjiri keringat. Akupun makin semangat bergoyang diatas tubuhnya.

"Aduh sa mau keluar nih non ouggh"

Mendengar kata katanya aku berhenti sejenak. Kubiarkan ia menciumku ataupun memainkan payudaraku. Aku lalu berbalik memunggunginya, kutuntun tangannya untuk meremas payudaraku dan akupun kembali menghujamkan memekku ke kontolnya, martenpun membalas dengan ikut menaik turunkan selangkangannya. Begitu nikmat saat kurasakan kepala kontinya menyundul dan menggesek bagian dalam memekku.

"Ahh uhh ya begitu terusin oughh say", kataku menyemangatinya.

"Ahh non nggak tahan nih keluarin dimana", katanya yang malah mempercepat tusukan kontinya dari bawah tubuhku. Akupun membalas dengan menaikturunkan tubuhku dan memainkan dinding memekku meremas kontolnya yang keluar masuk di dalam memeku.

"Ahhh didalam aja uhhh ahh".

"Ahh non sa keluar non sa keluarrr ahhhh", erangnya. Mobil berguncang hebat saat aku membalas tiap semprotan pejuhnya dimemekku dengan hujaman memekku mengejar orgasmeku yang sebentar lagi.

"Ahhh aku dappetttt ughhhhhjhh", aku berkelojotan diatas pangkuannya, tubuhku melengkung dadaku kian membusung, aku yang kelelahan hanya bisa bersandar pada dadanya yang bidang. Dapat kurasakan pejuhnya meluber mengalir di sela sela pahaku, menambah kesan geli yang kurasakan.

Sejenak kami hanya terdiam menunggu klimaks kami mereda. Setelah itu akupun turun dari pangkuannya dan mengelap pejuhnya memakai gstringku. Aku lalu memperbaiki rokku dan kupakai kemejaku. Lalu keluar dari mobil. Saat aku keluar sudah kudapati kardi yang berdiri dibelakang mobil. Marten yang melihatnyapun ikut terkejut dengan kehadiran kardi.

"Ohh pantes nih mobil goyang goyang, enak banget lo marten nggak ngajak ngajak gue", kata kardi sambil tersenyum sinis.

"Hehe sorry yah di", kata Marten lalu berjalan menjauh setelah menepuk bahu Kardi.

"Non kok cuma marten yang dikasi, mentang mentang dia ganteng jadinya dispesialin", kata kardi.

"Ck udah kalo protes malah nggak kukasih jatahmu".

"Jangan dong non, non saya juga dong non pengen nyoblos memek non siska", kata kardi memelas.

"Aku capek pak kardi ntar malam aja yah, nanti aku kasih yang spesial deh yang slama ini pak kardi mau".

"Wah apa non?", tanyanya bersemangat

"Hihi ntar malam aja yah sekarang aku mau istirahat dan jangan ada yang masuk ke kamarku kalo ampe ada yang masuk kejutan buat kalian ntar malam batal, kalian nggak mau kan?".

"Ya udah deh non, pokoknya ntar malam saya bakalan non siska ampe muncrat banyak"

"Iya iya aku percaya kok", kataku lalu pergi meninggalkan kardi.

Aku lalu masuk kerumah dan menuju kamarku bermaksud untuk beristirahat, setelah mandi aku lalu merebahkan diriku. Aku yang agak susah tidur kembali menerawang saat pertama kali Marten dan Kardi dapat mencicipi tubuhku.

Selama lebih seminggu sejak aku berhubungan dengan tono dan suamiku yang hanya beberapa hari pulang kemudian pergi lagi keluar kota, pada suatu hari tono menghampiriku. Ia lalu bercerita kalau ia keceplosan menceritakan hubungan sexku pada kardi dan marten

Awalnya aku ingin marah, namun karna ia begitu memohon dan meminta maaf aku lalu memaafkannya saja, kuberitahu tono agar jangan sampai mereka memberi tahu suamiku. Dan sebagai hadiah agar mereka tak memberitahukannya aku rela melakukan apapun. Entah karna sudah merasakan konti lain dalam memekku, aku ingin melanjutkan petualanganku dengan merasakan berbagai macam kontol. Namun aku tak mau gegabah. Lebih baik dengan orang orang dirumahku agar lebih aman. Aku kemudian menyuruh tono Memanggil Kardi dan Marten pada suatu siang. Mereka bertiga kemudian masuk ke kamarku.

"Ada apa yah non kami dipanggil". Kata Kardi.

"Udah nggak usah pura pura nggak tau". Kataku sinis. Marten hanya menunduk malu malu, berbeda dengan kardi yang cengengesan.

"maafkan saya non gara gara saya malah kayak gini", kata tono.

"Udah nggak apa, kalian berdua pernah ngeliat cewek masturbasi nggak?".

"Hah? " mereka terperangah mendengar pertanyaanku.

"Tono hukuman buat kamu karna mulutmu ember, mending keluar gih".

"Tapi non", kata tono menolak.

"Kardi, marten kalo kalian mau jatah dari saya suruh keluar si tono", perintahku pada mereka. Dengan bersemangat mereka pun langsung menyeret tono keluar dan lalu mengunci pintu.

"Tunggu disini", kataku lalu membuka lemariku mengambil lingerie berwarna pinkku dan juga dildo yang cukup panjang berwarna pink lalu mereka kusuruh berdiri membelakangiku lalu akupun mengganti tanktop dan hotpants yang kupakai menggantinya dengan bikini berwarna pink ini. Setelah selesai akupun menyuruh mereka berbalik. Mereka terkejut saat melihatku mengenakan bikini ini.

"Wah non sexy banget, iya nggak marten", kata kardi memujiku dan berancang ancang mendekatiku.

"Eits jangan mendekat dulu. Saya punya permainan buat kalian, kalo kalian maksa aku aku bakalan suruh si tono buat bilang ke suamiku kalo kalian ingin memperkosaku, kalian nggak maukan kayak gitu".

"Pe permainan apa yah non", kata marten dengan terbata bata.

"Selagi aku lagi masturbasi kalian harus coli didepanku gimana?".

"Wah oke lah non tapi bolehkan pegang badan non", kardi bersemangat.

" iya boleh,Nah yang paling cepat keluar bakalan aku kasih kesempatan ngerasain memekku pertama kali, tapi kalian harus semangat ngocoknya gimana?".

"Siap non iya nggak ten", kata kardi sambil mempelorotkan celananya, diikuti marten dengan malu malu ia pun membuka celana dan celana dalamnya.

"Oke kalian ikat dulu nih kain ke kaki trus tanganku awas ingat perjanjian, kalian ngelanggar siap siap seperti yang kubilang tadi". Kataku sambil duduk dilantai bersandar pada tembok. Mereka lalu mengikat kain pink itu di kaki kanan ke tangan kananku begitupun bagian kiri tangan dan kakiku. Setelah itu Mereka pun bergerak menjauh dan lalu memulai mengocok kontolnya. Sejenak kupandangi kontol besar marten, kayaknya miliknya lah yang paling besar. Sementara kontol kardi lebih kecil dari kontol tono apalagi Marten.

Kuraih dildo yang kuletakkan tadi dilantai, ukurannya cukup panjang, sejenak kumainkan dildo itu dibuah dadaku lalu kujilati dan kukulum. Mereka makin semangat mengocok kontol mereka.

Kumainkan lidahku pada dildo itu membuat benda itu basah akan air liurku. Aku lalu mengarahkan dildo itu ke memekku yang masih terbungkus celana dalam pink.

"Ohhh non siska non nakal banget ", kata kardi mengerang, sementara marten hanya bisa melotot.

Aku kemudian mengangkat pantatku lalu kupelorotkan celana dalamku hingga sebatas paha. Akupun lalu mulai menggeseki memekku dengan dildo panjang itu. Kumainkan itilku dengan dildo itu Lalu kutusukan ke dalam lubang memekku. Kuperhatikan mereka berdua yang semakin cepat mengocok kontol mereka seirama dengan kocokan dildo ini.

"Uhh sshh ahhh", aku mendesah.

"Ahh non boleh pegang toketnya nggak non", kata kardi.

"Ssh uhh kesino ahh kalian duduk disampingku",kataku sambil tetap memainkan dildo ini. Kini kardi duduk berselonjor di samping kiriku sementara marten di sebelah kananku.

"Cukup pegang toket yah uhh", kataku pada mereka. Masing masing tangan mereka mulai meremas payudaraku . Kenikmatan yang kurasakan makin bertambah, pemandangan 2 kontol yang kepalanya mulai memerah, remasan tangan mereka pada buah dadaku, dildo yang keluar masuk dimemekku membuatku semakin melayang. Makin cepat kukocok dildo itu keluar masuk di memekku. Kurasakan orgasmeku sebentar lagi akan tiba.

"Uhh ahhh ahhh lebih keras ngeremesnya aku mau keluaarr cepet", perintahku.

"Ahhhh ngentoot ugghhhh aku kelluarrr", teriakku, akibat dari sensasi yang kurasakan cairan orgasmeku sampe menyemprot keluar membasahi celana dalamku. Sejenak aku hanya terdiam meresapi sisa sisa orgasmeku.

"Agghh non siska binal banget".

"Aduh saya nggak tahan", teriak marten tiba tiba dan langsung memuncratkan pejuhnya membasahi seragam satpamnya.

"Haha hore gue menang, dasar perjaka", kata kardi melecehkan Marten

"Hihi kamu emang masih perjaka marten?", tanyaku.

"Uh ugh iya non hosh hosh", kata marten dengan nafas tak beraturan.

"Jadi langsung maen kan non ini?", tanya kardi tak sabar.

"Iya iya, kita maennya dikamar mandi aja yah sekalian mandi sore sekarang bukain nih ikatan", kataku.

Setelah mereka membantuku membuka ikatanku aku lalu, mengambil gstring berwarna hitam yang nanti akan kupakai,aku lalu menyuruh mereka masuk duluan ke kamar mandi yang cukup besar. Setelah itu aku mengambil sleepdressku yang transparan, aku ingin menggoda mereka dengan penampilanku. Aku sejenak mematut diriku di cermin melihat bayang diriku yang memakai gstring hitam yang tadi kukenakan dan juga sleepdress yang menerawang memperlihatkan bentuk payudaraku.

Aku lalu masuk ke kamar mandi, saat aku masuk mereka kembali terbelalak akan penampilanku yang dibilang sexy ini. Kulihat mereka kini telanjang bulat dengan kontol kontol yang kembali mengacung menunjuk kearahku yang sedang membuka gstring hitamku dan menggantungnya dicapstok.

"Wih non sexy banget", kata kardi.

"Makasih", kataku singkat sambil menyalakan shower, sleepdress yang kupakai kini basah, tatapan mereka makin bernafsu saat melihat tubuhku yang kini basah dibawah guyuran shower.

"Kalian mau ngeliatin atau mau ikutan mandi", kataku lalu membuka sleepdressku yang telah basah. Aku lalu mengambil sabun cair dan menyabuni bagian dadaku.

"Aduh saya bantuin nyabunin yah neng", kata kardi yang mengambil sabun cair itu dan mengoleskannya pada punggungku. Ia begitu bersemangat menyabuni buah pantatku yang memang montok.

"Marten jangan diam aja nih coba sabunin dadaku", kataku memanggil marten. Iapun maju dan mengarahkan tangannya ke buah dadaku. Kontol panjangnya menyundul bagian perutku. Begitu hangat kurasakan. Kontol kardi yang berada tepat dibelahan pantatku pun kini bergerak naik turun.

Akupun lalu menarik wajah marten dan menciumi bibirnya, marten gelagapan membalas ciumanku, sementara dibelakang tubuhku kardi tak lagi menyabuni melainkan menggesekan kontolnya dipantatku.

"Ahh pantatnya non mulus banget", kata kardi yang kini memegangi pinggulku sambil terus menggesekan kontolnya di pantatku.

"Hmmp muach muach", suara bibirku yang beradu dengan bibir marten, marten semakin bersemangat meremas payudaraku. Marten lalu membasahi dadaku yang penuh sabun membilas busa busa yang ada disana setelah bersih ia pun menunduk lalu menghisap putingku.

"Ugghh dasar bayi ahh gede kamu marten oughhh", aku mengerang karna kini kardi menjilati pantatku sambil tangannya menggesek memekku.

Kardi lalu sedikit menunggingkan pantatku, ia lalu menjilati lubang analku turun kememekku. Kini marten kesusahan menghisap payudaraku. Aku lalu berinisiatif mengoral kontol besarnya.

"Ughh non siska aduh nikmat e", kata marten dengan logat khas daerahnya tanpa sadar.

"Glhlok ghlok, hmmpp sllurp, suara mulutku yang beradu dengan kontol marten, sambil aku sesekali mengerang kenikmatan karna perlakuan mulut dan tangan kardi yang bermain di lubang anal dan memekku.

"Non aku masukin sekarang yah non", kata kardi yang kini berdiri dan menuntun kontolnya memasuki memekku, ia menggesek sejenak kepala kontolnya lalu mulai memasukkannya ke lubang kenikmatanku.

"Plop ughh pelan pelan dulu yah pak", kataku setelah melepaskan kontol marten dari mulutku, pak kardipun mulai menggerakan pinggulnya maju mundur scara perlahan.

"Ughh memek non siska peret banget nikmat euy ahh", erang kenikmatan pak kardi.

"Ughh aduh e enak aduh ahhmp ", marten menggumam merasakan kuluman kontolku.

"Ahh hmpp sllurrpp", aku sedikit mendesah ketika pak kardi mulai menggenjotku secara cepat. Aku tetap berkonsentrasi mengulum kontol marten.

Pak kardi terkadang membungkukkan badannya dan menciumi punggungku, tangannya ia arahkan ke bagian depan memekku dan mencari itilku, ia lalu menggesek itilku dengan jari jari gemuknya.

"Plop, ah trus pak iya uhhh oughh ahh cepetin pak", ceracauku mengekspresikan kenikmatan yang kurasakan. Kontol marten kini hanya kukocok kocok saja memakai tanganku.

Harus kuakui pak kardi sangat pandai memainkan tempo genjotannya terkadang ia percepat, terkadang ia perlambat. Aku lalu menegakkan badanku sedikit, pak kardi mengerti maksudku, iapun mencium bibirku, tangannya tak tinggal diam meremas remas payudaraku.

"Plok plok plok", suara pantatku yang beradu dengan selangkangannya membahana di kamar mandi ini. Aku yang tak enak marten kembali kubungkukan badanku lalu kujilat bagian kepala kontinya lalu kukocok.

"Uggh ahh ohh enak betul memekmu non persis yang dibilang agghh tono".

"Trus pak ahh enakk dikit lagi pak iyah uhhh".

"Aku kencengin yah non", kata pak kardi yang sekarang bagai kuda liar memompakan kontolnya dengan kencang.

"Ugghh pak ahhh enak banget agghh ngentot kamu pak aahhh kelluaarrr paaakk ughhhh", sejenak aku berkelojotan , kakiku bergetar akibat orgasme, pasti pak kardi dapat merasakan cairan memekku yang menyemprot itu.

"Uh hosh hosh, enak banget tadi pak", kataku yang sedang menungging dilantai dengan nafas tak teratur.

"Hehe kardi gitu loh", kekeh pak kardi.

"Nah hosh Marten giliran kamu yah, kamu baring gih", kataku menginstruksikan marten berbaring dilantai kamar mandi. Aku lalu merangkak lalu kukangkangi selangkangannya dengan posisiku yang membelakanginya. Kutuntun kontolnya memasuki memekku, awalnya aku sedikit meringis karena ukuran kontol marten yang besar. Dan akhirnya kontol milik pria berumur 28 tahun itu memasuki memekku.

"Agghh inikah yang dibilang ngentot enak banget e", kata Marten saat aku mulai menaikturunkan pinggulku. Aku lalu menyuruh pak kardi berdiri dihadapanku aku lalu mengulum kontolnya sambil menggenjot kontol marten.

"Hmmpp ughh sllurrp", aku mengerang nikmat saat kontol marten menyundul nyundul mulut rahimku. Semua bagian sensitif didalam memekku tergesek sempurna oleh kontol marten. Dan karena itu aku semakin bersemangat menggoyangkan pinggulku.

"Agghh kontolmu enak banget say ughh gerakin dong ahh pinggulmu",kataku sambil mengocok kontol kardi.

Martenpun mengikuti saranku dan ikut menggerakan pinggulnya, awalnya ia sedikit kaku karna ini adalah pengalaman pertamanya namun lama kelamaan gerakan kami saling bersinergi, ia mulai mengerti saat aku menghujamkan memekku, iapun menusukkan kontolnya, dan saat memekku menjauh ia lalu menarik kontolnya.

Tak sampai 5 menit kurasakan badai orgasme akan tiba, kontol pak kardi pun makin mengeras dimulutku, begitupun kontol Marten yang mulai berkedut kedut.

"Agghh sepongan non nikmat banget nih non makan pejuhku aaggh ngentot",erang pak kardi, aku hanya mendiamkan tubuhku diatas tubuh marten yang sedang aktif menggenjotku dari bawah. Cairan pejuh pak kardi yang asin langsung kutelan, pak kardi lemas dan terduduk dilantai kamar mandi.

Kini aku berkonsentrasi mengejar orgasmeku, namun baru beberapa kali aku menggoyangkan pinggulku marten sudah mengerang mencapai klimaksnya.

"Ughhhh ahhh non keluar non ahhh", begitu banyak pejuhnya yang ia semprotkan didalam memekku. Tak mau kalah aku juga menaikturunkan pinggulku demi mendapatkan klimaksku dan akhirnya.

"Aghhhhh kellluaaarrrr akuu dappeettt", teriakku, aku menggelepar diatas tubuh marten. Sejenak kami bertiga mengatur nafas akibat klimaks yang kami capai. Dengan perlahan aku kemudian mengeluarkan kontol marten yang mulai mengecil, untung saja aku rutin meminum pil kb sejak rutin bersetubuh dengan tono sehingga aku tak perlu takut hamil. Cairan pejuhnya mengaliri paha dalamku.

Mereka lalu membasuh tubuh mereka lalu segera kembali memakai pakaian mereka dan keluar dari kamar mandi,sementara aku tetap melanjutkan mandiku, kini aku punya banyak kontol yang siap memuaskanku, siapa suruh sering ninggalin aku mas,gumamku dalam hati.

Sejenak kukeringkan tubuhku dengan handuk, aku lalu mengeringkan rambutku yang basah dengan handuk dan segera keluar dari kamar mandi dengan wajah penuh kepuasan akibat persetubuhanku tadi.

Begitulah awal mula kardi dan marten menikmati tubuhku dan malam ini aku berencana akan melakukan pesta dengan mereka. Aku telah menyiapkan kejutan untuk mereka, jika selama ini aku yang mendominasi, malam ini hingga seminggu nanti aku akan membiarkan mereka mendominasi, kantukku pun mulai mendera dan akupun terlelap mengistirahatkan badan untuk acara sebentar malam.

"Hoaaam", aku menguap dan merenggangkan tubuhku, kulihat jam dinding menunjukkan pukul 7 malam, lama juga aku tertidur. Mungkin karena efek bercinta dengan Marten sehingga membuat tubuhku lemas dan tidur siang lebih lama, karena kegerahan akupun membuka kemeja dan rok spanku, lalu mandi

Usai mandi aku lalu memakai hotpants dan tanktopku,lalu menyiapkan sebuah lingerie yang akan kupakai untuk acara malam ini bersama ke 3 pejantan yang kutaktahu sedang apa mereka di luar, akupun keluar dari kamarku dan turun ke lantai 1. Kardi, tono dan marten ternyata sedang duduk didepan tv menonton rekaman video beberapa bulan lalu saat aku menggilir kontol mereka yang duduk sejajar diatas sofa.

"Haduh kalian ini masih jam segini bukannya kerja juga ckck", omelku.

"Hehe pemanasan non, lagian udah beres kok, tanaman udah disiramin tadi sore, rumput udah dipangkas, gerbang juga udah dikunci iya nggak ten?", kata kardi.

"Iya non udah dikunci", kata Marten.

"Emang malam ini kayak gimana non", tanya Tono padaku.

"Rahasia, pokoknya jam 10 malam kalian kekamar aja, aku mau makan dulu trus telfonan ama doni", kataku.

"Yah masih 3 jam lagi dong non lama amat nunggu jam 10, saya nggak sabar nih nungguin kejutan non siska", kata kardi padaku.

"Hihi, ya ngapain kek kalian coli bareng kek, atau apa gitu haha", godaku pada mereka. Walaupun mereka telah mencicipi tubuhku namun mereka masih tetap patuh padaku, mereka takut jika aku mengadu ke suamiku jika mereka macam macam.

Aku lalu masuk ke ruang makan, berbagai makanan sudah dimasak oleh tono, akupun mulai makan untuk mengumpulkan energi untuk acara malam ini. Usai makan aku kembali menuju kamarku, kuambil handphoneku dan menelfon suamiku. Beberapa kali kuhubungi namun ia tak menjawab telfonnya. Saat ingin kuletakkan handphoneku ada sebuah pesan masuk di handphoneku dari suamiku. Ia mengatakan jika ia tengah sibuk bekerja. Kuputuskan untuk menelfon sahabat karibku lalu berbincang tentang gosip terkini.

"Tok tok tok"

Suara ketukan pintu menghentikan pembicaraanku dengan sahabatku, kulihat jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam, cukup lama juga aku bergosip ria. Aku lalu menuju pintu dan kulihat ke 3 lelaki itu sudah bertelanjang dada dan hanya memakai sarung menutupi kontol mereka.

"Ada apa?, udah malam juga sana tidur hihi", godaku pada mereka.

"Yah non kita udah siap nih", kata kardi

"Siap apa, kalian mau apa?, aku berpura pura lupa.

"Yah non masa nggak jadi", kata tono.

"Hahaha, ya udah tunggu disini jangan masuk dulu", kataku sambil menutup pintu, segera saja aku melucuti semua pakaianku dan memakai lingerie yang telah kusiapkan, aku lalu mengeluarkan sebuah gelang yang mirip borgol, ya malam ini aku akan berperan menjadi "slave" mereka karna selama ini aku selalu menjadi pihak yang lebih dominan, aku ingin merasakan bagaimana jika para pria yang jauh dari kata tampan itu menjadikanku budak sex mereka.

"Ya masuk", teriakku dari dalam kamar.

Sejenak mereka terperangah melihatku memakai lingerie bermotif macan ini, puting susuku terlihat dibalik pembungkus dada yang bagian tengahnya transparan.

"Wah non sexy banget, iya nggak marten, tono", kata kardi.

"Hihihi, nah sekarang kalian bantu aku pasang ini", kataku sambil menyerahkan borgol. Setelah mereka memasangkan borgol,mereka pun membopongku menuju karpet yang ada didepan tempat tidur.

"Malam ini bebas terserah mau kalian apakan tubuhku, kataku sambil duduk bersandar di bagian belakang ranjang, mereka lalu melucuti sarung yang mereka pakai dan lalu mengerubungiku. Marten berada disamping kananku dan menjilati leherku, sementara tono dan aku tengah asik berciuman. Kardi sendiri yang bersimpuh didepanku, memainkan dan meremas payudaraku.

"Mmmpp muach muach,sllurrp", suara bibirku dan tono yang sedang beradu, saling bertukar liur. Terkadang aku juga berciuman dengan marten.

Saat aku kembali berciuman dengan Tono, marten mengangkat tangan kananku keatas sehingga kini ketiakku terbuka bebas dan dengan rakus iapun menjilati ketiakku. Tono pun ikut ikutan mengangkat tangan kiriku dan mulai menjilatinya. Sedangkan kardi mengangkangkan kakiku dan mengusap memekku yang masih terbungkus bagian bawah penutup lingerie ini sambil berciuman denganku karna bibirku kini tak dimonopoli lagi oleh tono dan marten.

Sejenak kardi melepaskan ciumannya lalu menyuruhku untuk menegakkan badanku dengan bertumpu pada lututku. Tangan kardi menyibak bagian bawah lingerieku lalu menusuk nusukan jarinya ke memekku., terkadang jempol kardi bermain di itilku, menekan dan mengusap usapnya. Tangan tono kini masuk disela sela lingerieku memainkan puting payudara kiriku. Sedangkan marten masih asik menjilati ketiakku dan meremas payudara kananku.

"Ahhh uhh lututku pegel nih, di tempat tidur aja yah", rengekku. Tono dan marten pun mengangkat tubuhku dan memindahkanku ke ranjang.

Diatas ranjang ketiga laki laki itu kembali menggumuliku. Tak lama kemudian Kardi meraih dildo yang ada di atas meja yang telah kusiapkan. Ia lalu mengangkangkan kakiku lalu memainkan dildo itu di memekku, sejenak aku bergidik kegelian.

Dengan tak sabar marten dan tono membuka ikatan lingerie yang ada di leherku, lalu menurunkan penutup payudaraku dan lalu menghisap putingku. Kedua lelaki itu begitu bernafsu menjilati dan menggigit kecil putingku yang kecoklatan itu yang kini telah mengacung dan mengeras, sementara kardi mencabut dildo itu sejenak lalu mengarahkannya kemulutku. Kuhisap dan kukulum dildo yang penuh dengan cairan vaginaku sendiri.

Kardi lalu kembali memasukkan kontol karet itu kememekku dan mulai mengocoknya awalnya perlahan lama kelamaan semakin cepat dan cepat, tanganku menjambak rambutku sendiri karna nikmat yang kurasakan. Tak lama kemudian kurasakan klimaksku sebentar lagi akan kucapai. Kuraih kepala marten dan tono dan semakin menekannya ke payudaraku.

"Agghhhhh aku kelllluaarr", aku berteriak dan berkelojotan, sementara tono dan marten masih asyik menyusu padaku.

"Hehe enak nggak non, nah sekarang apa hadiahku non", kata kardi padaku.

"Hosh hosh, tono marten berenti dulu", kataku, aku kemudian mengambil posisi menungging didepan kardi.

"Wah jadi hadiahnya saya yang pertama nyobain memeknya ya non", kata kardi.

"Bukan, kamu dari dulu pengen nyobain pantatku kan nih kukasih sekarang", kataku pada kardi.

"Asiik", kata kardi lalu mulai menjilati lubang anusku, rasa geli bercampur nikmat kembali kurasakan. Ia beberapa kali meludahi pantatku.

"Wah enak banget lo kardi", kata marten.

"Hehe kardi gitu loh, neng aku masukin yah kontolku nggak nahan nih", kata kardi yang setengah berdiri dengan bertumpu pada lututnya dan memposisikan penisnya tepat didepan lubang analku yang penuh ludahnya, ini bukan kali pertama aku dianal karena aku juga beberapa kali melakukan anal sex dengan suamiku, namun karena akhir akhir ini aku dan suamiku melakukan anal sex kontol kardi sedikit memberikan rasa perih pada lubang analku.

"Aauhh oughh pelan pelan dulu pak".

"Ohhh non lubang pantatnya sempit banget", kata kardi yang kini kepala penisnya sudah masuk ke lubang analku.

Selagi kardi sibuk mencoba memasukan kontolnya lebih dalam ke lubang analku, marten dan tono juga dengan setengah berdiri, mengacungkan kontol kontol mereka disisi kiri dan kanan wajahku. Aku tak tinggal diam, dengan bergantian kukulum penis mereka.

"Hmmmngg", aku menggeram saat kontol kardi kini masuk sepenuhnya kedalam pantatku. sejenak ia mendiamkannya, tangannya ia arahkan kememekku dan memainkan itilku, sementara aku kini asik mengulum kontol besar marten sambil mengocok kontol tono.

Kardi perlahan lahan mulai mengocok kontolnya didalam lubang pantatku, awalnya sedikit perih namun lama kelamaan kurasakan makin nikmat. Tangan kardi meremas remas pantatku, terkadang ia juga mengusap usapnya perlahan.

"Sllurrpp sluurrp plop aghh ahh ahh", aku mulai mengerang saat melepaskan kontol besar marten dari kulumanku.

"Ahh pantat non siska emang juara uhh uhh"

"Kencangin dikit pak hap slurrpp", erangku lalu mengulum kontol tono, dan marten mendapat giliran kocokan tanganku.

Ranjang mulai berderit akibat goncangan tubuh kami yang kini dibanjiri keringat, aku sendiri hanya bisa mengerang tertahan karna bergantian mengulum kontol kontol para lelaki yang ada disamping.

"Plak plak plak", suara hantaman selangkangan kardi pada pantatku, ia begitu bersemangar menggenjot pantatku, sambil tangan kirinya menstimulaasi itilku dan tangan kanannya meremas remaas payudaraku. Kardi lalu menusuk nusukkan jarinya ke kedalam memekku. Aku yang semakin terbuai dan kelelahan hanya bisa menunduk dan kedua tanganku dengan lemas mengocok kontol mereka

"Ahh ahh dikit lagi uhh trus gesek boolku pake kontolmu, iya itu gesek memekku", ceracauku pada kardi.

"Ahh ahh uhh aku kelluaarr lagiiii", aku berkelojotan karna orgasme yang kudapatkan, tubuhku bergetar hebat, cairan orgasmeku bermuncratan seperti air seni. Kujatuhkan bagian atas tubuhku ke kasur sememtara pantatku masih menungging tinggi tertancap kontol kardi.

"Hehe gimana non enak nggak, non sekarang diatas yah", kata kardi lalu menarik tubuhku keatas tanpa melepaskan kontolnya didalam pantatku.

"Gue dulu yang nyoblos memeknya", kata tono pada marten.

"Ya udah non siska jilatin kontolku", kata marten padaku.

Aku lalu mulai menghisap kontol marten dan dibawah sana tono sedang berusaha memasukkan kontolnya didalam memekku. Dengan mudah kontol itu masuk karena cairan orgasmeku yang membuat memekku makin licin. Kini ketiga lubang ditubuhku telah dijejali oleh berbagai macam bentuk kontol.

"Ah memek non siska makin peret euy", erang tono

Kardi dan tono dengan perlahan lahan mulai menggerakkan pinggul mereka, kontol kontol mereka kini asik keluar masuk di kedua lubang di bagian bawah tubuhku, sementara aku juga asik menjilati kontol besar marten. Baru beberapa menit kami memulai ronde ke 2 persetubuhan, tiba tiba saja handphoneku berdering pasti suamiku yang menelfonku. Aku lalu menuruh marten mengambil handphoneku yang kuletakkan diatas meja dan menjawab telfon itu lallu meloudspeakernya dan menaruhnya disamping pak kardi dimana aku sedang berbaring diatas tubuhnya dengan 2 kontol bersarang di pantat dan memekku.

"Halo, halo sayang", kata suamiku. Aku lalu menyuruh para lelaki disampingku untuk diam, dan menggenjotku perlahan

"Slluurrpp sllurrp plop ya ah ha", kuhentikan kulumanku pada kontol marten.

"Aduh maaf yah sayang tadi sibuk banget jadi nggak ke angkat telfonnya".

"Uhh hmm iya sayang ah nggak apa".

"Kamu kenapa sayang kok ngos ngosan gitu?"

"Hmmpp plop, ini sayang aku uhh lagi anu habis makan makanan pedes tadi dimasak sshh ama si tono",

"Ohh gitu tah, minum dulu atuh", kata suamiku.

"Iya nih lagi mau minum", kataku lalu kembali menjilati dan mengulum kontol marten. Entah apa jadinya jika suamiku melihat bahwa yang kuminum bukanlah air melainkan cairan pre cum dari kontol marten. Aku semakin bergairah sungguh sensasinya makin mendebarkan dimana suamiku sedang berbicara denganku sementara aku sedang sibuk menggapai titik orgasmeku bersama orang lain.

"Eh sayang udah dulu yah aku kerja lagi love u muuacch", kata suamiku.

"Iya sayang love u too muacc", jawabku lalu mencium palkon milik marten. Aku lalu memberi kode pada marten dan mematikan handphoneku.

"Uhh uh hahah non nakal banget suaminya nelfon malah maen ama kita kita aghh", kata kardi yang mulai menggenjot pantatku dengan cepat, disusul oleh hujaman kontol tono pada memekku.

"Ahhh aghh kencangin lagi oughh enak banget", ceracauku tak menimpali kata kata Kardi.

"Ahh aduh booh non emang mantep uhh non dikit lagi saya keluar ahh", puji kardi dan semakin cepat dan cepat menusukku dari bawah dengan menyangga pinggulku dengan kedua tanganny. Sementara tono sibuk meremas remas payudaraku. Dan aku yang sedang asik mengocok konti marten.

"Ahhh nonn kellluaarrrr", pekik kardi. Dengan selangkangannya yang ia hantam hantamkan ke pantatku dari bawah, begitu banyak semprotan pejuhnya didalam pantatku. Kini hanya marten dan tono sibuk menggenjot memek dan mulutku.

"Ghlok ghlok gholk hmmm" suara hantaman kontol marten pada mulutku. Yang terkadang mencapai tenggorokanku dan membuat air liurku meluber keluar sementara dibawah sana tono begitu bersemangat menggenjot memekku. Tak lama kurasakan puncak klimaksku akan kuraih kembali

"hngg sllurrp plop", ahh kencangin lagi pak bentar lagi keluarr ohhhh", aku berkelojotan lagi diatas tubuh kardi dengan kontolnya yang kini mengecil didalam lubang pantatku saat aku meraih orgasmeku. Aku terpaksa berenti mengulum kontol marten dan hanya terdiam dengan tubuh yang semakin lemas.

"Non sekarang saya yang entotin boolnya yah, saya penasaran euy, marten lo hajar aja nih memek", kata tono lalu mencabut kontolnya dari memekku.

Marten lalu mengambil posisi tiduran disamping kardi. Dengan kepayahan akupun bangkit dibantu oleh tono, kardi yang telah mencapai klimaksnya lalu turun dari ranjang mengambil sarungnya dan keluar kamar karena katanya ia ingin merokok sebentar dan akan kembali lagi.

Aku kini mengangkangi kontol besar marten dengan posisi berhadapan dengannya, begitu kontol itu amblas dalam memekku tono pun segera memasukkan kontolnya kelubang analku.awalnya agak sedikit kesusahan ia beberapa kali meludahi belahan pantatku lalu mencoba memasukkannya lagi. Perlahan lahan kontolnya yang sedikit lebih besar dari milik kardi menyumpal pantatku.

Dengan berirama tono dan marten mulai menggenjotku perlahan, tangan tono mengusap usap punggungku lalu ke pantatku, sementara marten meremas remas payudaraku sambil berciuman denganku.

Entah sudah berapa lama genjotan merekapun semakin cepat dan cepat membuatku mendongak dongak karna merasakan, geli, sakit dan nikmat dianus dan memekku. Terkasang aku membusungkan dadaku yang membuat marten langsung menghisap putingku.

"Ahhh ahh oughh yang kencang mang auhh uhh sshh", ceracauku semakin menjadi jadi.

"Ahh non kayaknya mau keluar euy nikmat banget ahh", kata pak tono yang makin semangat menggenjot pantatku.

"Plak plak plak", suara tumbukan selangkangan tono di pantatku, mengisi ruangan kamarku yang seharusnya jadi tempat aku dan suamiku bergumul kini menjadi tempat pesta sex gilaku.

"Ohhh non jepitannya nggak nahan non ahhh nonn kelluaarrr", kata pak tono yang mencabut kontolnya lalu mengocoknya sambil menyentuhkan palkonnya di belahan pantatku. Dapat kurasakan pejuh pak tono bermuncratan disana bahkan semprotan pejuhnya mencapai punggungku. Sungguh hangat dan basah.

Pak tono pun lalu beringsut dari ranjang dan duduk karena kelelahan sementara aku kini meneggakkan badanku menggilas gilas kontol marten yang bersarang di memekku, rambut ku kini sudah begitu acak acakan.marten lalu tiba tiba bangkit dan dengan posisi duduk ia menggenjotku dari bawah sambil memeluk tubuhku erat.
Ia lalu dengan kasar mendorongku dan kini aku berada dibawah tubuhnya. Ia mengangkat lengan kiriku keatas lalu sambil menggenjotku ia menjilati keringat yang ada di ketiak mulusku. Sambil tangannya memilin putingku.

"Ahh ughh kontolmu gede banget uhhh trus say hmm"

"Ahh shh hmppl wangi nona siska makin enak kalo lagi keringatan gini sllurrp". Kata marten sambil menghirup aroma keti ku.

"Shh oughh ahh kencangin dikit lagi say bentar aghhh lagi aku dapet oughh".

"Ahh saya juga non ohhh".

Aku kini mengunci pinggul marten dengan mengaitkan kakiku bertumpu di pantatnya, kontolnya semakin mantap dan dalam menusuk nusuk liang kenikmatanku. Ia lalu merapatkan tubuhnya. Dada kami saling bergesekan. Kepalanya berada disisi leherku, akupun memeluk tubuhnya dengan erat.

"Agghhh non kellluarr", teriak tono sambil menghentak hentakkan kontolnya masuk didalam memekku. Tak berapa lama akupun menyusulnya mencapai orgasmeku yang ke 3.

"Ahhhhhh ngenntot akuuh dapppett uhhhh", pekikku, kukuku mencakar punggung kekar marten, aku berkelojotan untuk kesekian kali mencapai orgasmeku. Sejenak kami hanya terdiam meresapi sisa sisa kenikmatan yang kuraih. Marten lalu tiduran disampingku dan berciuman denganku. Begitu nikmat dan enak kurasakan namun ini baru permulaan karna malam masih panjang. Persetubuhan kami terus berlanjut hingga kami semua tertidur kelelahan
oo0oo​

Hari hari berlalu, hari ini adalah hari kepulangan suamiku dari perjalanan bisnisnya. Selama aku ditinggalkan olehnya, Tono,Marten dan kardi selalu memenuhi kebutuhan sexualku. Mereka tak puas puasnya menjejalkan kontol-kontol mereka ke setiap lubang yang ada ditubuhku yang indah ini. Saat ini aku tengah bersama Tono menjemput suamiku yang kini sudah berada dibandara menanti kedatangan kami. Aku memakai rok span mini berwarna hitam dan baju kemeja berwarna putih dengan dalaman hitam menutupi bagian dalam tubuhku. Beberapa kali kulirik tono yang sedang menyetir mobil mencuri curi pandang ke arah pahaku yang putih mulus ini, ia sesekali meneguk ludah akibat melihat dandananku.

"Kenapa sih mang", kataku saat memergokinya melirik pahaku.

"Nggak non, hehe non siska sexy banget". Kata tono sambil terkekeh, kulihat bagian tengah celananya sudah menggembung menandakan kontolnya ereksi.

"Haha kayak nggak pernah liat aja mang", kataku menertawakannya.

"Hehe non siska mah nggak bakal bosenin diliatnya hehe, udah mah cantik, sexy lagi".

"Alah mang tono pasti ada maunya kan", kataku sambil meremas kontolnya dari luar celananya.

"Aduhh, nggak non". Katanya dengan sedikit meringis. Kubuka reselting celananya dan mengeluarkan kontolnya membuatnya kaget.

"Eh non jangan non bentar lagi sampe nih", larang tono.

"Haha yakin?", tanyaku sambil mengocok pelan kontolnya yang makin lama makin mengeras di genggamanku.

"Uhh pelan pelan non tangan non siska halus bener", lenguh tono saat aku mempercepat kocokanku. Selama perjalanan tanganku tak henti mempermainkan kontolnya. Sementara ia berkonsentrasi menyetir mobil yang kami kendarai.

Begitu memasuki bandara, handphoneku berbunyi. Aku kemudian mengangkat telfonku dengan tangan kiriku sementara tangan kananku masih mengocok kontol tono membuat ia kesulitan memarkirkan mobil.

"Halo sayang kamu udah nyampe", kata doni padaku.

"Iya nih sayang kamu dimana?, aku malas kesana ah kamu aja yang kesini cuacanya panas banget soalnya". Kataku sambil masih asik memainkan kontol Tono.

"Ya udah aku kesana kamu markirnya dibagian mana?".

"Di bagian belakang sayang", kataku dan menutup telfonku.

"Ih lama amat sih keluarnya pegel nih mang", kataku mengeluh. Aku lalu kemudian menundukkan kepalaku mencoba menghisap kemaluannya membuat tono terkaget dan berusaha menahanku.

"Eh non biarin aja non nanti pak Doni datang". Kata tono gelagapan melihat aksiku. Tak kupedulikan tegurannya dan mulai menghisap kontolnya, kumainkan lidahku menyentil kepala penisnya, membuat tubuh tono bergetar.

"Sllurrpp sluurrpp hngggg", suara deru nafasku dan juga kulumanku pada penisnya mulai terdengar riuh karena aku makin mempercepat kulumanku. Kepalaku naik turun diatas selangkangan pria tua ini.

"Ohhh sepongan non siska eh.. pak doni non pak doni datang", kata Tono panik.

Tak kupedulikan seruaannya, entah kenapa mendengar nama suamiku aku malah semakin bergairah, entah apa jadinya jika ia melihatku mengulum kontol pria ini. Kurasakan kemaluan pak tono mulai berkedut kedut ingin memuntahkan lahar panasnya yang selama beberapa hari yang lalu rutin masuk atau membasahi tubuhku, menandakan ejakulasinya sebentar lagi.

"Agghhh maaff pak doni", erang Tono dan kemudian kontolnya memuncratkan pejuhnya masuk kedalam mulutku. Rasanya amis, dan sangat asin. Begitu ia selesai memuncratkan pejuhnya, aku lalu menarik kepalaku, aku sekilas melihat suamiku yang kini tinggal beberapa langkah lagi mendekati mobil. Aku lalu menelan pejuh itu, setelah itu kuperbaiki rambutku yang sedikit acak acakan.

"Ahhh susah banget nyari kamunya sayang", kata Suamiku yang telah masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.

"Hihihi kaciaaann", kataku yang duduk di kursi depan dan menjulurkan tanganku mencoba mengelus paha suamiku.

"Sini dong sayang", kata Doni menepuk nepuk bagian jok yang ada disampingnya. Aku.lalu turun dari mobil dan berpindah kebelakang, setelah duduk ia lalu mencium bibirku yang baru saja menelan sperma tono.

"Kok asin yah sayang", kata suamiku keheranan.

"Hihi itu ngg abis makan burger tadi itu sisa mayonesnya haha", bohongku padanya.

"Hooh ah kamu mah jorok ih, jadi asinkan", gerutu suamiku.

Perjalananku kembali kerumah diisi dengan salinh bermesraan bersama suamiku diatas mobil. Beberapa kali Doni menciumku membuat Tono yang menyetir mobil sesekali melirik kami lewat kaca spion tengah mobil. Aku tau ia pasti juga ingin menciumku.

"Udahan ah risih tau, nggak malu tuh ada mang tono". Kataku pada suamiku.

"Hahaha, iya deh, maaf yah mang tono". Kata doni

"Hehe nggak apa mas, namanya juga pasangan muda". Kata mang tono. Perjalanan kerumah diisi dengan obrolan kami bertiga, aku juga membahas bagaimana urusan pekerjaan suamiku diluar kota.

Tak terasa kamipun telah sampai dirumah, setelah menyimpan barang barang bawaan suamiku dikamar, mang tono kemudian pamit turun dan meninggalkan aku dan suamiku berdua dikamar.

"Mamah selama papah tinggal ngapain aja mah biasanya?". Tanya suamiku.

"Hmm ya nggak ngapa ngapain pah, paling keluar ketemu temen temen lama mamah, atau arisan gitu", bohongku padanya. Ia tak tau selama beberapa hari belakangan ini aku selalu mereguk kenikmatan bersama para lelaki dirumahku.

"Emang mamah nggak kangen ama kontol papah", kata suamiku sambil tersenyum nakal.

"Ih kepedean, kan mamah punya maenan weekk", kataku sambil memeletkan lidahku.

"Mah sini dong papah kangen nih pengen peluk tubuh mamah", kata suamiku sambil menepuk nepuk ranjang yang ia duduki.

"Ih ogah papah mah bau asem".

"Ya udah yuk mandi bareng". Rengek doni seperti anak kecil

"Mandi aja sendiri", kataku dengan nada jutek padanya bermaksud untuk menggodanya.

"Yah mamah ayo dong mah", rengek doni semakin menjadi.

"Ya udah deh, lagian papah kalo mandi nggak bersih. Duluan aja sana masuk ke kamar mandi".

"Asiiikkkkk", teriak suamiku kegirangan seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen.

Ia dengan terburu buru melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, kini ia telanjang bulat dengan kontolnya yang mulai menegang. Ia lalu mengambil handuknya di koper, menghampiriku dan mencium pipiku sambil tangannya jahil meremas payudaraku.

"Papah tunggu yah hahahha", gelak suamiku dan segera masuk ke kamar mandi.

Aku kemudian melepaskan seluruh pakaian yang menutupi tubuhku, sedikit berkaca mematut tubuh telanjangku di depan cermin tubuhku masih tetap sexy, aku juga memeriksa apakah ada bekas cupangan dari sisa pergelutanku dengan ketiga orang pria di rumah ini, untunglah bekas bekas yang ada di sekitar dadaku sudah menghilang.

Aku lalu masuk ke kamar mandi. Kudapati suamiku sedang mengguyur tubuhnya dibawah pancuran shower. Harus kuakui tubuh suamiku adalah idaman para wanita, fisiknya yang kekar dan ditambah perut yang rata dan berotot menambah kesan macho pada dirinya. Doni menatapku dengan bernafsu saat aku perlahan mendekatinya dan ikut berdiri dihadapannya untuk membasahi tubuhku.

Sejenak kami hanya saling bertatapan dan kemudian berpelukan melepaskan rasa rindu, walau tubuhku telah dinikmati lelaki lain tapi rasa cinta dan sayangku masih cukup besar untuk suamiku ini. Setelah melepaskan pelukan, kami lalu berciuman, hanya kecupan kecupan ringan, tangan doni mengelus elus punggungku, terkadang meremas pantatku.

Doni lalu menciumi leherku dengan lembut. Lengannya yang kekar memeluk tubuhku yang cukup mungil. Tangannya lalu mulai naik meremas remas payudaraku. Dan memainkan putingku dengan jarinya.

"Ihh geli ihh pah"

"Gemes aku mah dengan toketmu ini sllurrp", kata doni yang kemudian mengulum putingku membuatku nikmat sekaligus kegelian akibat ulah lidahnya.

Tanganku pun tak tinggal diam mencari batang kontolnya yang telah mengeras aku lalu mengocoknya perlahan sambil merasakan nikmat pada kedua payudaraku yang secara bergantian diisap oleh doni.

"Sabunin dong pah dingin nih", kataku dengan manja. Ia lalu mulai mengambil spons dan sabun cair lalu menyabuni dadaku dan selangkanganku. Tangan nakalnya mengusap usap memekku yang mulai basah akibat rangsangan darinya.

Seluruh tubuhku kini basah oleh sabun, doni kemudian menyerahkan spons itu dan memintaku menyabuninya. Aku lalu mengusap seluruh tubuh kekarnya dengan spon itu setelah itu aku menjatuhkan spon itu kelantai lalu mengusap bagian tubuh depan suamiku dengan menggesekkan dadaku di tubuhnya.

"Hihihi mamah nakal",ia terkekeh melihat ulahku. Kontolnya yang tegang menyundul nyundul perutku.

"Mah masukin dong papah nggak tahan nih" kata suamiku memelas

"Ya udah tiduran gih" perintahku padanya.

Doni yang berlumuran busa sabun kemudian merebahkan diri dilantai kamar mandi. Aku lalu mengangkangi pangkal pahanya. Kugesek gesekkan kepala kontolnya di memekku yang masih penuh dengan busa sabun. Akibat liciin kontol suamiku pun dengan mudah memasukki liang vaginaku.

"Oughhhh", desahku saat kontol itu secara sempurna mengisi memekku.

Dengan perlahan aku kemudian menaikturunkan pinggulku mengocok kontolnya yang bersarang dalam tubuhku. Tanganku bertumpu pada dadanya yang bidang. Tangan doni meremas remas payudaraku.

"Ahhh ahhh uhh memek mamah memang yang paling enak ohhh "

"Sshh ahh uhhh", aku hanya mendesah tak meladeni ucapannya.

Kugoyang goyangkan pinggulku terkadang cepat terkadang lambat,meresapi kenikmatan yang kurasakan saat ini. Terkadang aku menaik turunkan pinggulku, terkadang aku memajumundurkannya. Klitorisku begitu nikmat kurasa saat menggesek pangkal kontolnya yang berbulu tipis menambah rasa geli dan nikmat.

"Ahhh ahhh trus mah oughh enak banget"

"Ahh sayang oughh sayang", ceracauku saat aku menghujamkan memekku dari atas, agar kontol suamiku semakin dalam menusuk nusuk bagian terdalam memekku.

Terkadang aku membungkukkan badan mencari bibir suamiku dan berciuman dengan begitu liar. Liur kami saling bercampur, lidah kami saling bertautan sementara selangkangan kami saling berasyik masuk dengan cepat.

"Muach muach hmmm slluprrpp", suara ciuman kami mengalahkan suara riak air dikamar mandi. Begitu kurasakan orgasmeku akan datang aku lalu melepaskan ciumanku dan menggigit bibirku sambil menghentak hentakkan pinggulku.

"Ahhh ahh pah, mamah mau keluarr oughhh"

"Keluariinn maahh ahhh"

"Ohhh pahh maamahhh keluaarrr uhhhh", teriakku. Tubuhku kejang kejang diatas tubuh suamiku. Aku lalu ambruk akibat rasa lemas tubuhku diatas badan suamiku. Tulang tulangku serasa dilolosi karena orgasmeku ini.

Tak lama kemudian dengan lemas aku berdiri diikuti oleh suamiku. Kami sama sama membilas tubuh kami dibawah guyuran shower. Setelah bersih suamiku lalu berjalan kebelakang tubuhku. Ia lalu menciumi tengkukku aku lalu mengangkat tangan kananku meraih kepalanya dari depan dan kemudian mengajaknya berciuman.

Sejenak ia menggesek gesekkan kontolnya dibelahan pantatku. Ia lalu menyuruhku untuk menungging dengan tanganku bersandar pada dinding kamar mandi. Doni kemudian segera menuntun kontolnya memasuki memekku. Lalu ia menggenjot tubuhku. Awalnya perlahan namun lama kelamaan makin cepat dan cepat.

"Aghhh aghh uhh ohh pantat mamah empuk banget uhh ", pujinya pada pantatku yang memang berisi dan padat.

"Plok plok.plol", suara hantaman selangkangan doni pada pantatku begitu keras mengisi ruang kamar mandi. Terkadang aku menoleh untuk berciuman dengannya, terkadang doni menciumi punggungku

"Oughh trus sayang ahh jangan kasih ampun ahh", kataku sambil memegangi tangan kanan suamiku yang kini mengelus elus itilku.

"Ahhh geli pahh uhh pahh sshh"

"Uhhh mahh papah nggak tahan, papah keluarin yahh".

"Oughh aku juga pah barengan".

"Ahhhh mahhhh ", erangnya dan langsung menekan kontolnya begitu dalam pada memekku, selang tak lama aku pun juga mendapatkan klimaksku.

"Uhhhgg kelluaarr sayanggg", tubuh mungilku yang dipeluk dari belakang oleh suamiku berkelojotan merasakan kenikmatan saat orgasmeku kuraih.

Setelah mengatur nafas kami kembali melanjutkan mandi lalu mengeringkan tubuh kami dengan handuk lalu berpakaian dan keluar dari kamar bersama suamiku untuk makan.

"Ahh ougghh trus pahh", desahku membahana dikamarku malam ini, selama seminggu kegiatan kami diisi dengan bercinta sambil sesekali keluar untuk jalan jalan juga berbelanja saja.

"Ahh memek mamah emang yang terbaik", erang suamiku sambil menggenjot tubuhku dengan cepat.

Celana dalam merah yang kupakai tersingkap kesamping sementara bagian dada dari babydoll berwarna merah yang transparan di bagian dada menampakan puting susuku yang berwarna kecoklatan kini telah basah akibat Doni yang sesekali ia jilat dan kulum selagi menggenjot tubuhku.

"Ahh ahh uhhh enak banget pahh oughhh". Kataku sambil menggigit bibirku

"Ahh pah mamah mau keluarr nih ahh".

"Keluarrinn ahh keluarin sayang akuu juga udah hmpir nyampe".

Doni makin menindih tubuhku, ia mencium bibirku dan kusambut dengan begitu bernafsu. Dapat kurasakan kontolnya makin mengeras dan berkedut kedut akan memuntahkan laharnya, tubuhku pun kurasakan makin menegang tanpa sadar pinggulku makin mengangkat menyambut tiap hujaman konti suamiku.

"Ouuuh kelluarr pah", teriakku Dapat kurasakan cairan orgasmeku membasahi penisnya.

"Ahh papah mau keluar mah isep cepetan", erang doni. Ia lalu mencabut penisnya dari vaginaku. Aku lalu mengocok dan mengulum kontolnya. Tak lama kemudian spermanya muncrat begitu banyak dalam mulutku membuatku tersedak sehingga spermanya membasahi bagian paha doni. Aku lalu membersihkan sperma itu dengan menjilatinya. Sementara toni yang rebahan mulai memejamkan mata karna kelelahan.

"Pah ih malah tiduran bersih bersih dulu trus tidur", kataku dengan suara parau akibat lemas yang kurasakan.

"Kan udah dijilatin mah pasti udah bersih hehehe", kata suamiku dengan memejamkan mata. Aku lalu menyelmuti dia yang langsung tertidur dan menuju ke kamar mandi membersihkan vaginaku. Aku kemudian naik keranjang dan ikut merebahkan diri disamping suamiku.

Entah pukul 11 atau 12 malam aku terbangun, karena merasakan ingin buang air kecil. Setelah mengeluarkan cairan dari tubuhku itu. Aku lalu kembali ke ranjang, belum sempat aku memejamkan mata aku mendengar suara dering bbm dari suamiku. Aku penasaran siapa yang mengirimkan pesan pada suamiku tengah malam begini. Kuraih handphone yang ada diatas meja dan membuka lock handphone suamiku. Aku kemudian melihat siapa yang memberi pesan. Ternyata dari asisten suamiku.

Isi pesannya membuatku begitu tercengang karena ia mengirimkan foto vaginanya yang tengah tertancap dildo yang seukuran dengan penis suamiku. Tak lama kemudian ia kembali mengirim pesan.



Tina said:
pak, istrinya udah tidur kan?, katanya mau ngechat aku jam 11
Aku tak menyangka suamiku berbuat seperti ini. Aku lalu membalas pesan itu berpura pura menjadi suamiku.

Doni said:
iya dia udah tidur, maaf tadi abis maen haha​


Tina said:
Hihi cie emang bapak nggak puas maen ama aku dan temen temen aku di kota s
Doni said:
Emang maen apa sih​


Tina said:
Hihihi bapak pura pura lupa ah ya maen kuda kudaan lah pak hahah, ampe aku dan temen temenku ketagihan ama permainan bapak.
Tina said:
Ini buktinya aku lagi ngobel memek aku pake dildo yang seukuran kontol bapak, yang bapak beliin pas diluar kota.
Tina said:
Pak telfon aku dong plisss
Doni said:
Iya deh aku telfon​


Aku lalu menelfon Tina yang merupakan sekertaris pribadi suamiku ini, begitu telfon tersambung ia pun memulai pembicaraan.

"Hallooo pak hihi", katanya dengan suara manja

"Halo pak ih kok diem aja sih", ia merajuk.

"Jangan ditutup telfonnya, ini saya siska", kataku dengan suara tegas.

"Ehh i iibu". Katanya dengan nada tergagap.

"Kenapa kaget yah kamu, emang suamiku udah ngapain aja hah?", kataku dengan nada pelan namun tegas.

"Itu bu anu anu hngg"

"Anu anu apa.. memek?", kataku yang mulai emosi sementara dapat kudengar suara isakan tangis disana.

"Gini aja besok kita ketemu, awas kalo kamu bilang ke suamiku, aku kenal ama orang tuamu, aku bisa saja aduin kamu ke mereka". Kataku dengan nada mengancam.

"Hiks jangan bu, iya bu kita ketemu dimana", jawabnya sambil terisak.

"Kita ketemu di kafe deket taman kota aja awas kalo kamu tidak datang".

"Ii iya bu iya". Kata Tina dengan suara yang sudah sangat bergetar karna ketakutan dan isak tangisnya.

Aku lalu mematikan telfon dan lalu naik ke atas ranjang, ingin rasanya aku membangunkan suamiku namun yang kutau pasti ia akan mengelak seribu satu macam alasan aku lalu memejamkan mata dengan emosi yang melingkupi dadaku.

oo0oo--​

Kini aku sudah berada di kafe bersama Tina. Ia hanya menunduk tak berani menatap wajahku mulai saat ia tiba dikafe ini.

"Sekarang cerita Tina", kataku.

"Hmm jadi begini bu memang aku dan pak doni sudah sering melakukan sex saat kami dalam perjalanan bisnis", kata Tina lirih.

"Sejak kapan itu?".

"Hmmm 2 tahun lalu bu".

"Ooohh pantes si Doni mulai sibuk keluar kota mulu, sering ninggalin aku mulu awas aja dia".

"Bu jangan kasi tau orang tua saya ya bu yah", kata Tina memelas.

"Ya sudah karna kamu udah berani jujur, jangan kasi tau Doni kalo aku ketemu kamu, biar aku yang bilang sendiri.

"Iya bu makasih bu, saya permisi bu". Kata Tina yang kemudian meninggalkanku dikafe sendirian di kafe. Awas aja kamu pah. Kataku dalam hati sambil meninggalkan kafe.

xxx

Aku masih dalam perjalanan pulang bersama tono yang mengantarkanku tadi menemui Tina. Aku hanya duduk melamun menatap ke jalan raya memikirkan setiap kata yang diucapkan Tina padaku tadi. 2 tahun aku diselingkuhi hatiku benar benar hancur, Tono sesekali melirikku yang hanya diam saja namun tak kugubris lirikannya.

"Jadi gimana non", kata Tono. Aku hanya diam saja tak menanggapi pertanyaannya.

Dering handphoneku tiba tiba berbunyi memecahkan lamunanku. Kulihat layar handphonke mencari tau siapa yang menelfonku. Aku kemudian menjawab telfon itu saat tau jika Doni yang menelfonku.

"Halo ada ap..."

"Cepetan pulang", ujar doni dengan tegas memotong pertanyaanku.

"Hei kamu kenapa sih", kataku dengan sedikit membentak.

"Gue bilang cepetan pulang pelacur!!!!,tut tut" kata doni membentakku dan mematikan sambungan telfon.

Ada apa ini bukankah seharusnya aku yang marah padanya, tapi kenapa ia yang malah membentakku.

"Cepetan pak Nyetirnya Doni nungguin",kataku pada Tono.

Sekitar 20 menit kemudian kamipun sampai kerumah. Saat masuk tadi tak kulihat Marten yang biasa membukakan pintu gerbang dan memaksa Tono untuk naik turun mobil untuk membuka dan menutup gerbang rumahku.

Aku dan Tono pun masuk kedalam rumah, terdengar suara tv yang menyala saat kami sampai namun yang membuatku terkejut dilayar kaca itu terpampang video saat aku dan ke 3 lelaki dirumahku tengah memacu birahi.

"Bugghh"

Tiba tiba saja Doni menghantam dan memukul Tono yang berdiri disampingku membuatnya tersungkur dan memegangi pipinya.

"APA APAAN INI PAH!!" Bentakku.

"KAMU YANG APA APAAN HAH, TEGA SEKALI KAMU MAIN SERONG DI RUMAH KITA DASAR PELACUR", bentak suamiku.

"JAGA MULUT KAMU PAH"

"HALAH DASAR PEREK,"doni berancang ancang menamparku namun segera ditahan oleh kardi dan marten yang wajahnya babak belur.

"Sabar tuan sabar", kata Marten.

Doni meronta dan kembali memukul wajah kardi dan Marten yang menahannya. Membuat mereka berdua terjatuh tepat disamping tono.

"Siapa yang main serong sebenarnya aku atau kamu pah"

"YA KAMULAH TUH BUKTINYA", kata Doni membentakku sambil menunjuk layar Televisi.

"TRUS KAMU NGGAK MAEN SERONG HAH? KAMU PIKIR AKU NGGAK TAU HAH? Bentakku membuat Doni sejenak terbelalak dengan nafas tak teratur.

"APA MAKSUD KAMU? KAMU NUDUH AKU SELINGKUH", bentak Doni.

"IYAAAA, KAMU MAEN SERONG AMA SEKERTARIS KAMU KAN?!!", teriakku membuat Doni kaget.

"Kkamu...", kata Doni tergagap.

"KENAPA NGGAK BISA NGEBENTAK SEKARANG HAH? UDAHLAH AKU CAPEK", bentakku dan segera meninggalkan mereka.

"Sis, siska tunggu", Doni memanggil manggilku dan mencoba menahanku namun aku meronta Dan menyentakkan tanganku lalu naik menuju kamarku dan mengunci pintu. Beberapa kali Doni mengetuk pintu namun tak kupedulikan.

Aku kemudian menyelimuti tubuhku dan berbaring di ranjang sambil memeluk guling, sebenarnya begitu banyak hal yang ingin kutanyakan pada Doni namun rasa ego dan kemarahanku mengalahkan segalanya. Tanpa terasa aku mulai Terlelap akibat rasa lelah di badan dan pikiranku.

***

Aku terbangun saat magrib mulai menjelang, cukup lama juga aku tertidur. Aku yang merasakan haus kemudian bermaksud ingin menuju dapur. Saat disana kudapati Tono dan kardi juga marten tengah berbincang, disekitar mereka terdapat sebuah tas tas ransel yang ada di sekitar meja makan.

"Mau kemana kalian?",tanyaku.

"Hmm kami diusir sama tuan Doni non, katanya sebelum dia kembali dari nyelesaiin urusan kami harus pergi", kata Tono.

"Udah ngapain dengerin dia,kalian disini aja.", kataku sambil meraih gelas dan mengambil air minum.

"Hmm saya minta maaf non, tadi saya sebenarnya pengen amanin itu kaset dvd. Takut den Doni pengen muter film trus nemuin kaset itu. Eh pas udah aku dapet malah kepergok ama Den doni awalnya aku bohong non bilang ini film action tapi dia maksa muterin. Ketahuan deh", kata Kardi menjelaskan.

"Sudah udah lewat juga lagian dia lebih tega lagi nyelingkuhin aku 2 tahun" kataku sambil menghadap mereka. "Kalian balik lagi ke kamar kalian gih", perintahku kemudian meninggalkan mereka bermaksud untuk mandi dan mengganti pakaianku di kamarku.

Seusai mandi, aku yang masih memakai kimono handuk mendapati Doni tengah terduduk di atas ranjang. Aku berpura pura tak memperhatikannya dan mulai memakai gstring dan babydollku. Aku kemudian bermaksud untuk keluar dari kamar namun tiba tiba saja tanganku ditarik oleh Doni.

"Siska, plis jangan marah dulu maafin aku".

"Maafin? Enak aja".

"Hei aku janji nggak akan hubungan ama tina lagi dan bakalan ngelupain semua yang aku tonton di tv tadi, video tentang perselingkuhan kamu, aku anggap itu hukuman buat aku", kata Doni memelas

"Ah itu juga gara gara kamu nyari memek lain diluar sana, nggak salah dong gara gara kamu sering ninggalin aku makanya aku nyari pelampiasan lain".

"Iya siska plis maafin aku, aku janji bakalan ngelakuin apapun asal kamu mau maafin aku".

"Apapun? Kamu yakin", tantangku.

"Iya apapun". Tegas Doni.

Terbersit sebuah ide nakal dikepalaku. Aku ingin membalaskan rasa sakit hatiku yang dibohongi selama 2 tahun pada Doni. Aku sejenak menatap wajahnya ia terlihat bersungguh sungguh dengan kata katanya.

"Kamu mau janji dulu, nggak akan marah dengan hukumanmu?".

"Iya aku janji, tapi hukumannya apa sayang".

"Itu nanti. Aku mau makan dulu, oh iya aku mau marten, Tono, dan kardi tetap bekerja disini".

"Hmmm gimana yah, oke deh sayang asal kamu maafin aku", kata doni.

"Mereka masih ada kan?, tadi aku suruh mereka kembali kekamarnya".tanyaku pada Doni.

"Nggak tau pas aku dateng mereka nggak aku lihat kirain mereka udah pergi".

Aku lalu turun kelantai bawah bersama Doni dan menuju dapur. Kulihat ada beberapa masakan yang sepertinya dimasak oleh Tono.

"TONO, KARDI, MARTEN KALIAN DIMANA", teriakku. Tak lama kemudian mereka muncul sambil mengapit rokok di jari mereka masing masing. Nampaknya mereka asik merokok di kebun belakang.

"Ada apa non siska", tanya tono

"Kalian udah makan?", tanyaku.

"Udah non sebelum tono masak tadi masih ada sisa makanan tadi siang yang diangetin", kata kardi.

"Oh yaudah kalo gitu aku makan dulu ada hal yang aku mau kasi tau ama kalian", kataku pada mereka.

Aku lalu mulai mengambil piring dan mulai mengisinya dengan makanan yang ada dimeja. Aku lalu makan sambil memikirkan rencana yang akan kubuat untuk menghukum Doni. Saat makan sesekali Doni melirikku dengan pandangan bertanya tanya. Ia sepertinya sedang menerka nerka hukuman apa yang akan kuberikan padanya.

Usai makan aku lalu kembali memanggil ketiga orang tadi. Kusuruh Doni menunggu diruang tamu. Aku lalu memberitahukan rencanaku pada mereka. Mereka nampak kulihat begitu kaget saat mendengar rencana yang kubuat.

"Aku takut ah non, ntar digebukin lagi", kata tono.

"Iya non gimana kalo pak Doni ngamuk", sambung kardi.

"Udah nggak bakal kalo dia ngamuk ya aku pura pura bilang kalo aku minta cerai. Udah kalian ikutin aja yah. Pokoknya kalian harus ikutin apa yang kubilang tadi". Ujarku yang disambut anggukan kepala mereka.

"Okelah, tono ambil barang barang yang tadi kubilang digudang!".

Sementara tono yang ditemani kardi dan marten menuju gudang. Aku menyusul Doni di ruang tengah yang sedang duduk disofa. Aku lalu duduk disebelahnya, sejenak kami saling berpandangan sebelum Doni memulai pembicaraan.

"Sebenarnya apa sih yang kamu rencanain sis?", tanya Doni.

"Udah rahasia pokoknya, sebelum itu coba kamu ceritain awal mula kok kamu bisa selingkuh gitu."

"Hmm dimulainya pas aku ama Tina lagi ada proyek sih diluar kota, katanya dia takut tidur sendirian karna ngerasa kalo dikamarnya ada yang sedang ngawasin dia dari jendela. Dan abis itu ya dia tidur bareng aku, hmmm trus.. ya anu",

"Ceritain yang bener dong", kataku sewot.

"Iya ya karna Tina pake pakaian sexy ya aku khilaf deh, awalnya dia nolak sih, tapi pas abis kita maen eh dia malah ketagihan, trus yah berlanjut deh ampe sekarang, dia juga kan punya beberapa temen disetiap kota yang kami kunjungin ya kadang malah Tina ngajakin temennya, mana pada sexy semua ya udah deh hehe".

"Hooo jadi karna kontol kamu semenjak kenalan ama Tina trus bisa nyobain memek memek lain makanya ketagihan yah", kataku makin sewot.

"Iya, hmm tapi kan kamu juga ngerasain kontol lain", kata Doni lirih

"Aku baru beberapa bulan yah ama mereka, belum nyampe setahun, sementara kamu?, 2 Tahun kamu boongin aku, katanya kerja, ternyata entot entotan diluar sana", kataku geram. Doni hanya terdiam mendengar perkataanku.

"Sekarang Gini aku mau kamu janji dan menuhin semua keinginan aku, bisa?".

"Iya apa yang harus aku lakukan". Kata doni

"Pertama, aku mau Kardi, Tono, Ama Marten tetap Kerja disini, Kedua apapun yang aku lakuin nanti kamu nggak boleh marah, sekali kamu marah aku bakalan minta cerai dan bakalan pergi dari rumah ini, kamu juga nggak boleh lampiasin kemarahan kamu ke mereka. Bisa?".

"Hmm oke, aku nggak mau kehilangan kamu siska".

"Baguslah".

Tak lama kemudian terlihat tono membawa sebuah tali tambang yang kuminta, sementara marten membawa sebuah kursi yang biasa ada di bar bar yang berukuran tinggi dan memiliki sandaran. Sementara kardi membawa kursi yang ada di ruang makan.

"Kamu sudah siap Doni sayang?", kataku sambil berdiri.

Marten dan tono kemudian menyeret paksa Doni yang terduduk disofa, sejenak doni meronta ronta mencoba melepaskan diri. Ia lalu didudukan di kursi yang biasa ada di ruang makan itu lalu badannya diikat pada sandaran pada kursi itu. Celana pendek yang ia gunakan dilepaskan begitu pula celana dalamnya sehingga penisnya yang layu terpampang jelas.

"Nah hukuman kamu susah susah gampang, kamu nggak boleh ngaceng ngeliat aku dientotin mereka".

"Mana bisa begitu sayang lepasin aku plis",

"Nggak bisa", kataku yang lalu melucuti pakaianku sehingga aku telanjang bulat. Begitupun dengan marten, Toni dan Kardi.

Aku lalu duduk di kursi tinggi yang berhadapan dengan Doni sambil mengangkangkan kakiku. Kardi berdiri disamping kiriku dan melahap payudaraku sementara tono menjilati vaginaku, Marten yang berdiri disamping kananku mencium bibirku dan meremas payudara kananku.

"Tuh liat tuan memeknya non siska udah banjir euy, sering kayak gini mah kalo saya jilatin memeknya", kata Tono memprovokasi Doni.

"Jangan kurang ajar lo ton lepasin gue", kata Doni berang

"Mmpp muach muach, eh ingat sshh ah janji kamu", kataku mengingatkan doni setelah melepaskan ciumanku dengan Marten yang diselingi oleh desahanku.

"Sluurrpp toketnya non siska emang mantap tuan nggak bosen saya jilatin ama isepin toketnya", kata kardi pada Doni.

"Muach ahhh trus mang tono itilnya juga ahh, eh itu kenapa kok ngaceng kamy aghhh sshh kamu suka ngeliat istrimu dientotin orang lain oughh?",ujarku pada Doni yang melihat penisnya menegak. Aku lalu berciuman dengan kardi sementara Marten seperti biasa menjilati ketiakku yang juga merupakan salah satu titik sensitifku. Tangan Marten dengan kasar meremas remas payudaraku. Sementara dibawah sana jemari Tono sudah bergerak keluar masuk dengan cepat diliang memekku sambil lidahnya asik menjilati klit ku.

"Clok clok clok hmm uhhhh", suara kocokan jari Tono pada memekku yang berpadu dengan suara lenguhanku.

"Muacchh ahhh trus mang dikit lagi ahhh, ahhh kelluaarrrt", pekikku, sejenak kardi dan Marten berhenti mengerjai tubuhku, sementara Tono masih asik menjilati cairan orgasmeku yang mengalir keluar membuat rasa geli disekitar vaginaku. Kedua tanganku menahan kepala tono dengan tubuhku yang masih bergetar hebat akibat orgasme pertama yang kuraih.

"Siska lepasin aku, aku janji nggak akan ninggalin kamu, aku nggak tahan liat ini semua", kata doni memelas.

Aku lalu turun dari kursi dan lalu menghampiri Doni. Kedua tanganku bertumpu pada paha Doni dengan posisi menungging aku lalu berbicara dengan Doni.

"Hukuman kamu belum selesai sayang, kan kataku kamu nggak boleh ngaceng tadi", aku lalu menoleh kebelakang dan berkata "ayo siapa yang mau masukin duluan".

"Gue duluan ye", kata Marten yang memiliki konti yang lebih besar diantara kardi dan Tono bahkan lebih besar dari milik Doni.

"Lihat nih tuan kontolku bakalan nyicipin memeknya non siska", kata Marten memprovokasi Doni dan menggesekan kepala kontolnya di belahan memekku.

"Ugghh gelli ten, masukin aja, perlihatin ke suami aku kalo dia sering ninggalin aku dan malah ahh nyeleweng kontolmu yang bakalan ngisi memek aku", kataku tersenyum meremehkan Doni

Perlahan lahan kontol Marten pun masuk mengisi relung liang vaginaku, tubuhku bergetar merasakan nikmat merasakan urat urat kontol marten yang menggesek bagian dalam memekku.

"Ahhhhh", desahku sambil mendongakkan kepala, saat penis marten mentok menusuk hingga mulut rahimku.

Marten perlahan menggerakkan pinggulnya, menggenjotku dari belakang. Tangannya menjulur kedepan meraih payudaraku yang bergantung bebas. Ia menciumi punggungku. Tangan kiriku kemudian mencengkram penis Doni.

"Kamu masih mau nyeleweng liat aku oughh diginiin hah? Dasar kontol nakal, ngehianatin aku selama 2 tahun oughh", kataku seolah olah berbicara dengan penis Doni yang mengeras.

"Agghh saakit siska", kata Doni karna aku mencengkram penisnya begitu kuat akibat hentakan pinggul marten yang begitu cepat menghantam pantatku yang sekal.

Aku menyambut tiap hujaman kontol Marten dengan menggerakan pinggulku. Mencoba mengais lebih banyak kenikmatan bersetubuh. Sesekali aku menoleh untuk berciuman dengan Marten. Tono dan kardi lalu datang dan berdiri disisi sisiku berdekatan dengan kepalaku.

"Isap Kontolku non, didepan suamimu yang nyakitin hatimu", kata kardi

"Punyaku juga non", sambung Tono.

Aku yang sedang digenjot Marten dari belakang agak kesusahan melahap bergantian penis mereka. Kumainkan lidahku di kepala kontol mereka sesekali menghisap kontol mereka.

"Ohhh trus non hisapp ahhh ", kata Tono

"Jangan lupa punyaku non", kata kardi aku lalu mengulum penisnya membuatnya mencengkram rambutku. "Oghh sepongan non siska emang mantap banget dah, pak Doni kok bisa bisanya nyeleweng ahhh kalo saya uhh punya istri kayak Non siska mah nggak bakal nyeleweng, bakalan saya entotin tiap hari ahhh", kata Kardi pada Doni.

"Plok plok plok" suara benturan selangkangan marten semakin cepat penisnya berkedut kedut menandakan ia akan mencapai klimaksnya.

"Gantian woy gue mau keluar di mulut non siska siapa yang mau masukin dimemek", kata Marten.

"Gue aje" kata Kardi. Mereka lalu bertukar posisi namun kardi malah menjilati pantatku dan meludahinya lalu mencoba memasukkan penisnya yang berukuran paling kecil diantara mereka bertiga ke lubang analku sementara tangannya menggosok memekku, perlahan lahan kontolnya pun amblas di lubang analku.

"Ghhak gloockk hmmmmp" suara kocokan penis marten pada mulutku. Sementara tangan kiriku mengocok penis Tono.

"Agghhh makan pejuhku siska uhhh", teriak Marten yang berkelojotan memegangi kepalaku membuat kontolnya mentok di tenggorokanku, semprotan spermanya membuatku tersedak dan terbatuk batuk

"Jangan kasar kasar woy itu bini gue", teriak Doni yang meronta ronta dengan kondisi terikat.

"Ughh uhuuk uhukk happ slluurrp",lenguhku yang kemudian terbatuk lalu melahap penis tono, sementara gerakan keluar masuk kontol Kardi pada lubang analku semakin cepat.

"Ahh ahh bool non siska emang yang paling mantep dahh den", kata kardi pada Doni.

"Hmngg hmmmpp", erangku tertahan merasakan perih namun nikmat pada lubang analku yang digenjot oleh kardi.

"Ahh non aku keluarin di bool seperti biasa yah",kata Kardi yang semakin gencar mengocok vaginaku dengan jemarinya.

"Jangan woy jangan", pekik Doni

"Agghh nggak bisa tuan ahh mantepp uhhhh", lenguh Kardi dan menghentakan penisnya hingga amblas dan menyemprotkan spermanya dilubang analku. Akupun ikut berkelojotan akibat orgasme yang kuraih akibat kocokan jari kardi pada memekku.

"Sllrrpl plopp oohhh enaakkk", teriakku saat orgasmeku kembali kuraih.

Setelah kardi melepaskan penisnya dari lubang analku. Giliran Tono mengambil posisi di belakang tubuhku dan menggenjot vaginaku sementara tanganku kini bertumpu pada paha Doni.

"Ampun siska lepasin aku, aku janji nggak bakalan nakal lagi", kata Doni memelas namun aku hanya melenguh merasakan sensasi geli dan nikmat pada vaginaku akibat genjotan Tono.

"Ohhh memek non siska emang mantap ahh ngempot banget uhhh", erang tono

"Ohhh ahhh truss uhhhh".

"Siska plisss", kata doni semakin memelas.

"Kamu oghh janji hah nggak bakalan selingkuh ohh lagi",

"Iya aku janji".

"Plok plok plok", suara hujaman selangkangan tono yang beradu dengan pantatku makin membahana nampaknya ia berejakulasi karna irama genjotannya yang semakin tak teratur.

"Ingat ohh apa yang kubilang tadi mang ohhh ", kataku pada Tono mengingatkan. Yah aku mengatakan pada mereka untuk tidak berejakulasi dalam vaginaku. Jika mereka melanggar mereka akan kupecat.

"Aggghhh keluar non, croot croot", penis tono memuntahkan begitu banyak pejuh di belahan pantatku.

"Hosshh hosshh kupegang janji kamu sayang", kataku dengan terengah engah lalu naik kepangkuan doni dan memasukkan kontolnya di vaginaku. Aku kemudian yang aktif menaikturunkan pinggulku diatas pangkuan Doni yang masih terikat .

"Ughhhhh ahh sshhh" desahku nikmat

"Ohh memek kamu enak banget sayang ahh ahh", puji doni

"Ohhh lebih enak mana sekarang selingkuhanmu atau aku ahh"

"Ohh kamu sayang kamuu"

"Ahh ahh ahh masih ahh mau sering ninggalin memek yang katamu uhh nikmat ini?"

"Uhhj nggak sayang nggak bakal lagi ohh trus sayang aku mau keluuar"

"Sshhh barengan sayang aku juga dikit lagi ohhhh"

"Aghhhh keluarrrr sisskkkaa", teriak doni dan mengeluarkan banyak spermanya di vaginaku.

"Aku juga sayanggg ohhhhh" pekikkku meraih orgasme ketigaku malam ini. Sejenak tubuh kami bergetar. Lalu aku memeluk doni bersandar pada tubuhnya akibat rasa lemas.

Tono, kardi dan Marten kusuruh melepaskan ikatan Doni dan kembali ke kamar mereka sementara aku dan Doni kembali melanjutkan persetubuhan kami. Mulai dari sofa, tangga menuju lantai 2 dan juga kamar mandi. Malam itu aku begitu lemas, tak terhitung berapa kali orgasme yang kuraih. Aku harap Doni menepati janjinya.

Semenjak saat itu Doni jika ingin keluar kota selalu mengajakku bersamanya, hubungan kami kembali mesra sementara Tono, Kardi ,Dan marten kuberi pengertian bahwa mereka tak bisa lagi menikmati tubuhku kecuali jika Doni berselingkuh. Mereka pun paham walau terkadang mereka masih jahil meremas pantatku

Doni pun makin menyayangiku akibat tak mau melihat aku dinikmati oleh laki laki lain. Kini aku tlah memiliki anak laki laki setelah setahun kemudian. Sementara itu Tono dan kardi meminta berhenti karna merasa sudah tak sanggup lagi bekerja. Tono digantikan oleh anak gadis tertuanya.

Ya kini rumah tanggaku kembali normal dan harmonis. Terkadang jika aku tak ikut keluar kota bersama doni akibat mengasuh anak aku menggodanya dengan berkata "masih mau sering ninggalin aku" yang dijawab olehnya "enggak dong"

Semoga hubungan kami selamanya hingga ajal menjemput salah satu dari kami​
Akibat Sering Ditinggalin Suami Pergi Keluar Kota Akibat Sering Ditinggalin Suami Pergi Keluar Kota Reviewed by rikangen.blogspot.com on November 21, 2018 Rating: 5

No comments:

Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan

Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan CERIAKANGEN ...

Powered by Blogger.