Ngentot dengan Selingkuhan Bos yang Cantik di Hotel

Ngentot dengan Selingkuhan Bos yang Cantik di Hotel

Ngentot dengan Selingkuhan Bos yang Cantik di Hotel
Ngentot dengan Selingkuhan Bos yang Cantik di Hotel

CERIAKANGEN - Aku memang petualang kelamin, mungkin sudah ratusan wanita yang aku setubuhi. Tiap ada pekerjaan di luar kota, paling tidak seminggu sekali aku pasti menyempatkan untuk bersenang-senang. Dari tante-tante yang nemu di gerai fastfood, penyanyi karaoke, WP, street whores, bahkan bribikan lewat internet. Pernah juga seminggu lebih dari satu kali, hingga rasanya badan pegal-pegal. Semuanya mengasyikkan, kalau masalah kecewa dengan servis ya sudah pasti pernah terjadi. Tapi yang pasti :konak: tersalurkan dan :adek: gak perlu di :bacol: lagi.

Pernah kecewa waktu BO dari akun alter di http://twitter.com, udah transfer duit, udah ketemuan. Waktu diajak check in malah minta cancel. Emang duit akhirnya dia balikin, tapi gimana lagi, entah karena apa dia membatalkan janji. Juga pernah waktu dapet cabutan di sebuah klub malam, body yahud, wajah ngeseks abiss, tapi waktu dieksekusi kebanyakan nanya kapan selesainya daripada servisnya. Yah, beda kepala beda maunya, beda memek pasti beda rasanya pula.

Tapi sering juga nemu doorprize, pernah ketemu tante-tante dengan toket yang cukup guedeee :smile:, ngobrol sebentar gak taunya doi lagi pengen, so pasti kita orang juga lagi pengen toh? Ya langsung cabut check in dan waktu dieksekusi ekspresinya broo … melebihi aktris JAV! Her moan is so loudly! Sepongannya melebihi kekuatan vaccum cleaner. Semua gaya si tante mau aja ngelakuin. Wis pokoke muantab dah. Tapi ada juga yang belum pernah gue lakuin, ngentotin sunhole sampe doi diare … heheh tapi ini cuma sebatas imajinasi doang.

Pernah juga dapet jilbabes yang penasaran ngentot, waktu itu kita lagi makan di sebuah resto di wilayah Purwokerto. Kebetulan lagi ada kerjaan di daerah situ. Dapet kenalan waitressnya. Tuti namanya, umur 22 tahun, boobs ukuran 36D, body jelas selera ane alias agak chubby dikit. Setelah tukar menukar nomor handphone dan PIN. Biasa, komunikasi dan SSI segera diintensifkan. Butuh waktu lama untuk mbribik si doi. Setelah hampir 10 hari, akhirnya si doi mulai mau ngomong agak vulgar. Gayungpun bersambut, SSI akhirnya berhasil, malah hampir tiap hari doi ngirim foto-foto privatenya. Setelah hampir setengah bulan, barulah si doi mau diajak check in. Si doi nggak mengecewakan bro, toketnya cukup gede dan yang pasti mekinya sangat terawat. Semua gaya juga si doi mau.

Tapi yang sampai saat ini masih ingin aku lakukan adalah ngentotin selingkuhan bossku lagi. Memeknya sungguh sangat ngangeni alias bikin kangen. Empotannya sungguh bikin :adek: pusing tujuh keliling. Sepongannya smooth bikin ejakulasi premature. Lagipula doi sekarang katanya ketagihan di anal. Dulu waktu pertama sama dia, ketika itu si doi udah pasrah, ya udah langsung tusuk sunholenya. Kejadian itu terjadi tahun 2011.

Perkenalanku dengan si doi (namanya Aan, waktu itu doi masih umur 20 tahun, TB 165, BB 60, rambut panjang sampai bawah bahu, bra 36D) akibat salah urut. Dia selingkuhan bossku. Mungkin bossku ketahuan istrinya kalau punya selingkuhan seumur dengan anak pertamanya. Dengan berbagai macam cara dan semua jurus dilancarkan. Akhirnya si doi dikenalkan dengan aku. Waktu itu si doi dikatakan sebagai anaknya teman si boss. Biasalah, alasan klasik. Si boss pengen aku segera nikah. Dan dia berusaha mencarikan jodoh. Waktu itu sebenarnya aku sudah tahu jika si doi adalah selingkuhannya. Bagaimana tidak, apakah mungkin anak dari seorang teman mau berbagi makan dengan si boss? Mungkin si boss terlena dan udah nyampe jalan buntu.

Sebenarnya ngeseks dengan Aan adalah sebuah kekeliruan terbesarku, apa jadinya jika nanti dia hamil karenaku? Namun herannya masih juga aku lakukan. Skenarionya si boss ingin aku menjadikan Aan sebagai kekasihku, namun apa daya semua sudah terbongkar. Aku tahu yang sebenarnya, dan si boss juga harus menyelamatkan muka dari keluarganya. Selain itu si boss juga sudah berjanji pada selingkuhannya untuk mencarikan jodoh, agar mau diputus jika memang hubungan itu sudah tidak dikehendaki. So let’s play the game!

Sebenarnya aku memang sudah mencurigai si boss, yang tiba-tiba ingin memperkenalkanku dengan wanita yang dia katakan sebagai anak dari seorang kawannya. Sedemikian tiba-tiba, semua omongan pasti bermuara ke dia. Entah bisnis atau omongan apa, pada akhirnya nyampe juga ke sebuah nama itu. Kecurigaanku mulai bertambah ketika tagihan telepon seluler yang dikirimkan ke kantor aku buka, detail records sudah menjadi bukti bagaimana kedekatan mereka berdua secara psikologis. Ratusan kali telepon dan sms mengarah kepada nomor mereka berdua. Jadi, apakah hanya sebatas hubungan ayah-anak saja?

Awalnya hubungan Aan dan aku biasa saja, seperti kawan pada umumnya. Namun setelah beberapa waktu, hubungan kami tambah mesra. Walaupun aku tahu itu hanya sandiwaranya saja. Namun cuek lah, asal aku tak terjerumus pada permainan mereka, masihlah aku aman. Sering kami bertelepon, bertemu layaknya pasangan kekasih, dan tentu saja obrolan mesra pasti kami lakukan. Entah mengapa, lama-kelamaan dia menjadi beda, seolah ini bukan sandiwara lagi. Dia benar-benar hanyut dengan sandiwara itu. Jelas, aku pasti akan melakukan balas dendam terhadap bossku. Hehehehehe :semangat:

Menurut kabar orang-orang, Aan sudah diberikan uang ‘tali asih’ yang cukup banyak dan dibelikan rumah oleh si boss (agar mau diputus) namun belum diurus dokumennya. Sertifikat rumah masih atasnama pemilik lama. Mungkin sudah kepalang tanggung, si boss memintaku untuk mengurus rumah itu. Setelah berpanjang lebar dengan pemilik lama dan notaries, akhirnya rumah itu berpindah tangan. Tapi kata si boss, agar tidak ketahuan istrinya, rumah itu diatasnamakan staffnya yang lain. Pak Widi, seorang driver jadi kambing hitamnya. Setelah rumah menjadi milik ‘Pak Widi’ dan pembersihan dilakukan, ternyata si boss masih bingung, siapa yang akan menempati rumah itu. Padahal ‘pemilik rumah’ sudah berkeluarga. Ya akhirnya aku lagi yang jadi sasaran. Aku disuruh menempati rumah itu, walau hanya sekedar menjaganya.

Hampir dua minggu aku menempati rumah itu, kiranya ada sekitar 2-3 WP yang sudah aku inapkan (tentu saja kuentot mereka) di rumah itu. Bahagia rasanya, bahkan beberapa teman juga numpang ML disitu. :jempol: bagiku itu gak masalah, yang penting dengan lingkungan dan keamanan perumahan tak terjadi gesekan. Dan here the story begin brother :macan:

Dua minggu aku nggak kontak dengan Aan, ah aku cuek aja mungkin juga dia sibuk dengan pekerjaannya. Dia bekerja di sebuah lembaga keuangan non-bank, tentu saja atas kebaikan si boss yang mencarikannya pekerjaan. Waktu itu aku belum kenal Okky, Hanny, Maya, Erna, atau bahkan pembokat bossku yang sering aku garap lobang cacingnya. Untuk urusan pelampiasan, waktu itu aku lebih suka cari cabutan, dengan alasan gak mau ribet urusan ini-itu. Tinggal BO, transfer, check in, trus eksekusi.

Iseng aku SMS dia waktu makan siang, ku ajak ketemuan di rumah makan padang tempat aku biasa makan. Tak lama kemudian, sekitar 15 menit dia sudah sampai dan menungguku di sana. “Hi Joe … aku kangen nihhh” ucapnya menyambutku. “So am I dear … aku kemarin sibuk ngurus kerjaan, eh kamu mau pesen apa?” tanyaku. “Emmm … seperti biasa aja deh, ngikut kamuu” jawabnya mesra sambil mencubitku. Kemudian kami memesan menu seperti biasanya. Kulihat dia tambah cantik, nggak ketemu selama 2 minggu rasanya memang beda. Seperti orang lapar, dikasih makan pake lauk apa saja pasti habis. :semangat:

Mungkin sekitar 30 menitan kami berada di tempat itu. “Bolos kerja aja yuk dear” pintaku. “Ehh … emang aku udah rencana gitu, lagian ini kan hari Jumat” sahutnya. “Tanggung mau balik ke kantor, nih aku udah bawa semuanya (laptop n tas kerjanya)” lanjutnya. “Enaknya ke mana ya …” kataku. “Shopping aja yuukkk … baru dapet bonus kan?” tanyanya. “Heheheh … shopping ke mana sayang? Lagian bonusnya baru keluar bulan depan” jawabku. “Ya ke S5 dong, yang murah meriah” sahutnya. Murah meriah gundulmu! Dompet udah menipis gini. “Iya deh …” kataku sambil memacu kuda besi menuju arah S5.

Sesampainya di S5, langsung saja gelap mata dia, semua yang dia inginkan minta dibelikan. Tak terkecuali lingerie. Ada beberapa pasang yang dia beli, beraneka warna juga modelnya, merah kuning kelabu hijau muda dan biru, pokoknya manifestasi dari lagu Balonku Ada Lima (kalo buat ritual ntar, gak usah pake balon, gak nyaman broo).

“Bagus gak dear …” katanya sambil menunjukkan g-string warna hitam itu. “Bagus … tapi ntar aku boleh liat dong waktu dipake” sahutku. “Pengen yaaaa” katanya. Mbak SPG yang berdiri di sebelahku hanya tersenyum simpul (besok giliran kamu ya Mbak SPG, tak tukokke sing podo kuwi). Sehabis dari counter lingerie, masih saja gelap mata ingin belanja kosmetik, sekalian aja aku suruh dia beli cream untuk mengencangkan buah dada. Eh … ternyata gak ada di situ. Setelah cukup lama menguras dompet, kami bergegas pulang. Namun aku tak mengantarnya pulang, dia tahu maksudku. “Hangout dulu yuk dear …” pintanya. “Alright babe, nongkrong ke mana kita?” tanyaku. “Emmmm … Karaokean asyik ya kayaknya” sahutnya. Hemmm … a step to hell nih! “Di mana enaknya?” tanyaku. “Terserah sayang aja deh, yang penting ntar bisa teriak-teriak” jawabnya.

Aku memacu mobil menuju arah Bandungan, ya sesuai keinginanku dong. Wong dia sudah nurut mau dibawa ke mana. Jalanan padat merayap, dari Semarang ke Bandungan biasanya 1 jam kini ditembus dalam waktu 1,5 jam lebih dikit. Langsung aku menuju ke tempat biasanya, di J*** Entertainment. Aku sengaja booking room standar, biar chemistrynya dapet. Sengaja aku memesan alcohol, siapa tau dia mau minum juga. Sudah 2 shot RL aku minum, tapi dia belum menunjukkan keinginannya ngikut minum. Si doi asyik memegang mic sambil bernyanyi dan teriak-teriak. Hampir 2 jam, dia belum juga tertarik untuk minum, padahal music sudah aku ganti dengan irama disco. Dan kami berdua juga sudah lelah berteriak. Time is running out, waktu nyanyi udah habis dan kami bergegas keluar. Sisa minuman memang aku bawa pulang, biasanya aku titipkan di “Bottle Bank” yang ada. Biar besok gak repot beli lagi.

“Honey … kamu mabuk ya?” Tanya si doi ketika melihatku berjalan agak sempoyongan menuju mobil. “Enggak sayang … masih sadar kok” jawabku sambil membukakan pintu untuknya. “Enggak … mata kamu merah, jalannya juga gak lurus gitu” sahutnya. “Santai saja, aku masih bisa drive sampe Semarang lagi kok” kataku. “Ahhh! Gak! Gak usah pulang ke Semarang, nyari tempat dulu buat istirahat” sergahnya. Kupikir memang benar, Bandungan-Semarang memang agak jauh, dan aku juga sudah mulai mabuk kayaknya. Aku memacu mobil keluar dari parkiran karaoke. “Sayang … cari hotel dulu, mandi trus istirahat, daripada terjadi apa-apa ntar” katanya mesra sambil membelaiku. Akhirnya aku mengarahkan mobil ke sebuah hotel yang cukup representative di daerah Duren. “Oke deh … kamu ada kerjaan gak?” tanyaku. “Enggak lah … mana mungkin ada kerjaan, lagian kamu kan udah butuh istirahat” jawabnya.

Sesampainya di hotel, setelah dia mengurus semua administrasi. Aku dan si doi segera menuju kamar yang sudah dipersiapkan. Kebetulan hotel sedang agak sepi, mungkin bukan musim liburan jadi nyaman ditempati. Kamar dua tempat tidur itu memang cukup luas, dengan TV kabel dan air panas cukuplah buat istirahat semalaman. “Kamu mandi dulu ya sayang” pintanya. Aku segera bergegas menuju kamar mandi. Cukup lama aku berada di kamar mandi. So relaxing, mandi air hangat langsung dari bawah shower. Tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk. “Mas … udah belum? Gantian dong sayang” kata Aan. “Iya sayang sebentar lagi” sahutku dari dalam. Segera aku memakai handuk dan keluar dari kamar mandi.

“Aku mandi dulu ya mas” katanya. “Iya sayang” sahutku sambil menuju tempat tidur. Segera berpakaian dan rasanya masih ingin menenggak sisa RL tadi. Tapi chemistrynya belum dapet. Sekitar 20 menitan aku tiduran sambil nonton TV. Rasanya baru sebentar aku nonton TV, ternyata aku ketiduran. Sekitar pukul 21.30 aku terbangun dan Aan sudah terlelap disampingku. Melihat dia tidur, rasanya ingin sekali memperkosa selingkuhan bossku itu. Tapi aku masih bingung, bagaimana caranya. Apakah mungkin aku langsung menerkamnya? Tentu tidak kan.

Sekitar 30 menit aku bengong memelototi dia yang tertidur pulas, iseng aku berjalan keluar kamar, siapa tahu di café ada jual rokok. Aku berjalan keluar kamar. Suasana hotel nampak sepi, hanya ada beberapa tamu yang lagi asyik ngopi di café. Aku ikutan ngopi juga akhirnya. Ahh … ternyata ada pelampiasan di sini, match antara Liverpool dengan Arsenal, sama-sama merah, sama-sama kuat. Baru nonton sekitar 20 menit, HPku bordering, ternyata Aan yang meneleponku. “Ke mana dear … aku takuut nih, balik ke kamar dong” katanya. Segera aku bergegas kembali ke kamar.

“Pergi kemana sih? Aku kok ditinggal sendirian” katanya setelah aku sampai di kamar. “Tadi beli rokok sayang … rokoknya habis” jawabku. “Huh! Lebih penting rokoknya daripada aku” tukasnya. Aku beringsut ke sisinya. “Bobo lagi yuk sayang” kataku sambil menarik selimut. “Aku tidur kamu malah pergi, sekarang aku bangun kamu malah ngajak tidur” ucapnya ketus sambil memunggungiku. “Ya enggak dong … tadi mau pamitan, tapi kan sayang lagi pules tidurnya” sahutku. “Hemmmm…” sahutnya singkat.

Aku tiduran dan segera memunggunginya pula, pura-pura aku tidur sambil ngorok. Aan beringsut dan mencolek-colek pipiku. Aku hanya diam (trik bulus bro). “Sayang … jadi liat aku pake lingerie gak?” bisiknya sambil menjilat daun telingaku. Uccchhhh … langsung merinding bro. Aku masih terdiam, pura-pura tidur. Sejurus kemudian, Aan turun dari bed dan melepas semua pakaiannya (aku tahu karena aku ngintip bro). Dia memakai g-string hitam yang tadi aku belikan. Bodynya sungguh menggoda, selangkangannya bersih, pantatnya padat, buah dadanya ranum.

Dia melangkah menuju ke arahku. “Sayang … bangun dong, aku udah pake nih. Kamu suka kan?” bisiknya. Buah dadanya menempel di pipiku. Senjataku langsung tegang. Kemudian dia duduk membelakangiku. “Kalo gak mau ya sudaaah … aku lepas lagi aja deh” katanya. Aku tak tahan melihat itu semua, langsung dia kupeluk dari belakang sambil menciumi punggungnya yang berbulu tipis itu. “Emmhhh … emmmhhh … galak juga ya ternyata” katanya. “Ann … aku gak tahan nih … udah lama aku pengen, tapi gak berani ngajak” sahutku sambil bergerak duduk.

“Ihhh … jebulane jaim. Pengen tapi ra wani ngajak” katanya sambil berbalik arah. Woww buah dadanya sungguh menggoda. Kulitnya yang sawo matang dengan lingerie hitam memang nggak begitu matching, tapi perangkat tempurnya bro, muantab! “Bener … gak berani aku ngajakin kamu ML, hanya membayangkan saja” sahutku sambil meraba buahdadanya. “Emmhh … kalo sekarang berani gak?” tanya si doi. “Ya berani lah … udah disini kok” jawabku. Langsung kucium lehernya yang jenjang itu. “Emmmhhh … Joee … enakkhhh ssayaaang” katanya mendesah. Ku pangku dia sambil terus kucumbui leher dan dadanya. Tanganku meraba-raba pantat dan punggungnya. “Ssshhhhh … aaahhhh … ssayaaaanggg …” Aan terus mendesah-desah sambil menggeliat. Kontolku yang sudah tegang dari tadi, rasanya ingin segera aku sisipkan di antara kedua buah dadanya itu. “Ssayaaanggghhhh … ahhhh … ahhhhhh …” Aan membalas cumbuanku. Walaupun dia masih muda, tapi kayaknya dia sangat mahir bermain cinta. Leher, dada, dan telingaku tak luput dari cumbuannya. Sementara tanganku masih meraba-raba dan menepuk pantatnya yang bulat itu.

“Ssayaaaanggghhh … jangan ditepukkkk …” bisiknya mesra. Aku tak mempedulikannya, pantatnya terus aku raba-raba. Aan kemudian melepas bra yang dia pakai, buah dadanya langsung menggantung hebat. Seakan memohon untuk dihisap. Tak kusiakan kesempatan itu, kuremas dengan tangan kiriku dan aku hisap putingnya yang pink kemerahan itu. “Sssshhhhh … ssaaayaaangggg … ennaaakkkghhhhh … ooouuccccchhh” erangnya mesra ketika aku menghisap dan menggigit mesra putingnya. Ku kulum putingnya sambil aku mainkan dengan lidah. Aan menggeliat. “Ahhhh … Sshhhh … ssayaaaanggg … enaaakkhhhhh” desisnya. Kontolku berontak, semakin tegang dan tegang. Kini posisi Aan sudah telentang di bed, pahanya membuka lebar sehingga vaginanya terlihat menyembul dibalik g-string yang dia pakai.

Aku masih mencumbuinya sambil meraba selangkangannya. “Ann … lepas yahh cd nya” pintaku. Langsung dia melepas tali g-string itu, dan sekarang nampaklah vaginanya yang tembem dan klitorisnya yang sedikit menyembul itu. Ingin aku segera menjilati memeknya itu, tapi keinginan itu aku tahan. Aku coba memainkan jemariku di permukaan memeknya yang bersih itu. “Ssshhhh … ssayaaaanggg … ggeeliiiiii … iicccchhhhhh” katanya sambil mendesah. Aku terus memainkan jemariku, ku elus klitorisnya pelan-pelan. “Ouccchhhhh … Joeeee … ggelliiiiii aaaahhhhh” Aan mengerang sambil menggeliat. “Sayang … boleh gak jilatin memeknya” bisikku. “Ihhh … jorok dehhh … apalagi dijilatin, dielus aja geli” katanya. “Lagian kan itu buat keluar pipis sayang” lanjutnya. “Enggak papa Ann … kalo pipis ntar aku bersihin deh” sahutku. “Emoohhh … geliiiiiii” kata Aan sambil mencubit perutku. Kupeluk dia sehingga kontolku menempel di pahanya. Aku terus mencumbui bibir, leher, dan payudaranya. Dia hanya mendesah pasrah. “Ssshhhhh … sssayaaaaangggg … kontolnya angeeettt” bisiknya sambil meraba-raba kontolku.

Kini kontolku dalam genggamannya dan aku masih mencumbuinya di tempat tidur. Aan terus mendesah dan menggeliat. “Emmmhhhh … ahhhh … ssayaaaangggg … akkuuhh penggeeen kontollll” ucapnya sambil terus menggengam batang kemaluanku itu. “Kamu pengen isepin itu dear?” tanyaku. “Ihhhhh … enggak lah … masukin memek ajah” jawabnya. Ah, gak ada variasinya nih anak. Wis ra popo, asal manut wae. Nanti kan juga sampe ke mana-mana. Segera aku arahkan batang kemaluan itu ke vaginanya yang sudah basah meluber itu. Blesss … cleeeppp … agak sulit memang masuk ke memeknya yang ternyata masih singset itu. “Aaaahhhh … sssayaaaanggggg … eennaaaakkkkkgghhhhhh” erangnya ketika kontolku masuk ke dalam mekinya itu. Sambil menggenjotnya, aku terus mencumbui buah dadanya. “Aaaahhh … isssep yang kuaaat ssayaaaangghhhh” katanya sambil menekan kepalaku hingga wajahku terbenam di antara kedua buah dadanya itu. “Aaaahhh … ssayaaaangggg … Ennaaakggghhh sssayaaaanggg … Aan sukaaaaa” katanya sambil sedikit mengerang. Terus kugenjot memeknya dengan irama yang bervariasi. “Ouuucccccchhhhh … ennaaakkkk ngentottt ssaayaaaaanggg” dia terus mendesah. Tapi masih saja dia belum menggerakkan bagian tubuhnya. Sepertinya dia masih konvensional, belum mengenal banyak gaya.

Ku gigit mesra putingnya sambil terus memompa memeknya yang tembem nikmat itu. “Aahh … ahhh … ahhh … ouuucccccccchhhh … egghhhhhh … sssayaaaanggg Joeeeee … ennaaaakkkkghhhhh” Aan mengerang, sekarang dia nampaknya sudah menikmati genjotanku. Dia berusaha menggoyangkan pinggulnya seiring genjotanku ke dalam memeknya. “Ahh … ahhh … ahhh … emmmmhhhhh … entotin memek Aan sssayaaaanggggg” katanya sambil menjambak rambutku. Ternyata nikmat banget ngentot dengan selingkuhan bossku. Sandiwara cinta yang direka itu sekarang sudah menjadi realita, bukan urusanku jika Aan mau aku ajak ML seperti sekarang ini.

Sekarang dia sudah seperti cacing kepanasan, menggeliat ketika kugenjot kemaluannya. Liar sudah dia. Terkadang dia meracau dengan kata-kata kasar. Tak kusangka, walaupun dia seorang selingkuhan, tapi sebelumnya tak pernah kudengar dia berkata kasar seperti itu. Dia seperti orang rumahan, yang sering berpakaian tertutup. Kini dalam pelukanku, dia menjadi seorang wanita binal yang sedang mengumbar nafsunya. Namun kata-kata kasar itu seolah malah menjadikanku semakin bergairah untuk menyetubuhinya.

“Annnjiinggggg … ennaaakkkgghh bangeeettthhh sssayaaaangggg … entotin Aan teruss ssaayaaaanggg … jangan berhentttiiiiiii yaaaahhhhh” rintihnya. Aku terus menyetubuhinya, tanganku kini meremas-remas kedua buah dadanya. “Annn … boleh gak mas jilatin memeknya?” bisikku. “Emmhhhh … terseraaahhhhhhh … yang penting Aan suukaaaahhhhhh … ooouuccchhh … njiiingggggg … ennaaakkkk bangeeeetthhhhh” jawabnya sambil merintih. Tak kusiakan kesempatan itu, kontol ku cabut dan aku segera berbalik arah. Memeknya yang sudah basah itu langsung aku sapu dengan ujung lidahku. “Ouuccccchhhh … baaajinggaaaaannnn lluuhhhhhh ssayaaaaangggggg … gellliiiiiiiiiiiihhhhhh … annjjiingggghhhhhh … enaggghhhhhh” erangnya sambil menekan kepalaku hingga terbenam dalam memeknya. Mekinya yang tembem itu sungguh wangi, mungkin karena dirawat dengan sepenuh hati dan cinta kasih. Labia mayornya sungguh menggoda. Aku hisap perlahan bibir bawahnya yang tebal itu. “Ssshhhhhh … bangssaaattttt … njiiinggghhhhh … eeennaaakkkkk sssayaaaanggggggg” desahnya. Sekarang memeknya sudah dalam lumatan bibirku, klitorisnya yang menyembul itu aku mainkan dengan lidah, terkadang aku hisap. “Ouuccchh … anjiiinggg luhhhh sssayaaangggg … napa gak bilang kaloohh enaaaghhh giniiihhhhh” ucapnya sambil merintih.

Aku mencoba menjilati lubang anusnya yang terlihat kembang kempis itu. Sluurrrppp … lidahku menyapu lobang cacing itu. “Ooouuuccccchhhhh … aanjiinggggggg … gellliiihhhhhhhhh sssayaaangggggg” erangnya sambil mencoba menghindar. Ku pegang ke dua pahanya. Terus aku mencoba menjilati lobang anusnya itu. “Hhhhuhhhhh …. Hhuhhhhhh … aaarrgghhhhh … sssaayaaanggggg … nikkmaaathhhhhh” Aan terus mendesis sambil menggeliat.

Kini aku merubah posisiku, dan berpindah dari tempat tidur ke lantai. Aku mencoba telentang dan dia aku minta untuk memposisikan memeknya tepat dimulutku yang sudah lapar itu. Aan langsung merubah posisi, kini dia berada di atasku. Tangannya masih memegang batang kontolku yang sudah sangat tegang itu. “Emmmhh … emmmhhh … enaaaghhhh ssayaaaanggg …” desahnya ketika aku kembali menjilati memeknya. “Ann … isep kontolnya dong ssayaaangg” pintaku. “Enggakk …jijikkk ihhhh …” sahutnya. “Coba diisep sayang …” pintaku lagi. “Enggaaaaakkkk mauuuuuuuuuuu” ucapnya sambil mencubit dadaku. “Pleaseee …” lanjutku. Dia membungkukkan badannya dan bibirnya mencoba mencecap ujung kontolku yang mengkilat itu. Slurrrppp … slurrrppp … slurrrppp … Lidahnya yang basah menyapu palkon yang keras. “Emmhhh … kayak permen Yupi ssayaaang” ucapnya sambil mengulum kepala kontol itu. Tak sampai 4 menit dia sudah lihai melakukan blow job.

Kini dia sangat lihai memainkan lidah dan bibirnya. Kontolku terasa disedot dengan kuat. “Emmmhhhh … ennnaaakk ssayaaaanggggg” desahku sambil mencubit putingnya. “Ouucccchhhh … jangan pipis yaaa deeee’” sahut Aan sambil mengocok kontolku pelan-pelan. “Uucchhh … kontollll … Aan sukkahhh kontollll sssayyyy … Ugghhhhh … emmmmhhhh … kontolllllllhhhh” dia meracau sambil terus menghisap kontolku. Dengan posisi seperti itu, terasa bebas untuk menjilati memeknya. Slurp … slurrrp … slurrrp … lidahnya terus menjilati kontolku. Akupun demikian, vaginanya aku jilati dengan rakus. Kedua tanganku terus bergerilya kemana-mana. Kadang mencubit dan meremas buah dadanya, kadang mengelus-elus lobang cacingnya, juga sering menampar pantatnya

“Emmmhhhh … Joeeee … ennaaagghhhhh …” desahnya ketika aku menjilati vagina dan meraba lobang cacingnya. “Oucccccchhhh … njiiinggg … jilaaaat terusssshhhhhhh” dia sedikit mengerang ketika aku menjilati klitorisnya yang terus menegang itu. Dia dengan rakusnya menghisap dan menjilati batang kemaluanku. “Ouuuuccccchhhh … mmeeemmmeeekk akuuuhh gateeeel ssayaaaangggg … ssoodoook dooonggggg” pintanya sambil melepas kontolku dari kuluman bibirnya. Aan merubah posisi, kini dia duduk tepat diatas kontolku yang masih tegang itu. Wajahnya yang sayu dengan rambut acak-acakan membuatku semakin horny, :konak: yang semakin tak tertahankan ingin segera aku puaskan dengan menghajar vagina dan anusnya.

Kini dia sudah berani mengexplore dirinya sendiri, tanpa disuruh dia mengarahkan batang kemaluanku ke mulut vaginanya. “Ssiniihhh ssayaaaangggg … masuuk meemmeeekhhhh yaaaahhhhh” ucapnya mendesah sambil mengarahkan batang itu masuk ke memeknya. Blesss … she lowering her position when my tip touch her fuckin hole. Sekarang aku mencoba diam, membiarkan dirinya bereksperimen, ternyata hebat benar dia. Semua gerakan dia lakukan, naik turun, memutar, mengempot batang penis itu dengan memeknya. “Ouuccchhh … aaakkggghhhhh … emmmmhhhhh … eeenaaaaaggghhhhh” desahnya sambil terus bergoyang dan memainkan buahdadanya sendiri. Plak … plak … plak … suara pahaku yang beradu dengan pantatnya membikin nafsuku semakin memuncak. Aku mencoba meraba klitorisnya yang menyembul itu. “Aaahhhh … ssayaaaanggggg … sssaaayaaaaaaangggggg … ennaaaaghhhhhhhhh …” erangnya. Aku terus meraba ‘kacang ajaib’ itu. Ku biarkan dirinya terus bereksplorasi. Aku hanya mengimbanginya saja. Empotan memeknya sungguh beda dengan yang lain, terasa kencang denyutannya. Tak kusangka, kini aku benar-benar menikmati wanita selingkuhan si boss karena sandiwara yang mereka buat sendiri.

Terus saja Aan melepaskan nafsu liarnya sambil meracau tak karuan. Semua makian dan kata kasar dia ucapkan sembari merasakan nikmatnya bercinta. “Ouuccchhh … besooghhhh kammuhhh haruss entotin akuuhhh lagihhhhhh ssayaaaanggggg …” katanya sambil menampar kepalaku. Gila! Udah mulai kasar dia, mungkinkah dia juga menikmati sadism? “Iya sayang … besok kalo pengen kita ML lagi ya” sahutku sambal menahan nikmat. “Harussshhhhh … kamuhhhh haruss entotin akuuhh lagiiihhhhh” bisiknya sambil mencengkeram telinga kananku. Bajilaaaakkkk!!! Kuku panjangnya bikin kuping terasa dicabik. Berulang-ulang dia menampar kepalaku. Terkadang pipiku. Tubuhku juga tak lepas dari tamparan dan cakarannya. “Aaaaahhhhh … njjjiiinnggggggg … bajinggaaaaannnn … akkuuuhh pengeeennnn pippissssss nihhhhhhh …” erangnya sambil terus memainkan otot vaginanya. Gerakannya naik turun memompa semakin tak karuan. Terus aku usap-usap klitorisnya yang merah muda itu. “Ouuucccchhhhhhh … akuuhhh penggeeenn pipissss Joeeeeee” erangnya sambil melepaskan kontol dari memeknya sambil menepuk-nepuk memek dan mengusap klitorisnya sendiri. “Ouuucccchhhhhh … akuuuhh pipissinnnn kamuuuhhhh ssaayaaaaanggggggg … Anjiiiiinggggg … ennnakkkk beneeeerrrrr nihhhhhhhh …” erangnya sambil memuncratkan cairan bening yang menyembur kencang dari dalam liang wanitanya. Tanpa sempat aku menghindar, akhirnya aku mandi air kencingnya. Shit!

Dia mengejang dan kemudian tubuhnya dia rebahkan ke pelukanku. Dia memelukku dengan tubuh yang masih basah oleh keringat dan pipisnya sendiri. “Ssayaaanggghhh … ennaggghhhh nihhhhh … ssampaaai Aan pipisin kamuuhhh” bisiknya. Aku segera berlutut dan memberikan kontolku untuk dihisapnya, sluppp … dia menghisap dan mengocok kontolku dengan kuat. “Arrghhhh … ahhhhhhh” aku hanya bisa mengerang waktu dia menghisap kepala kontol itu. Dia terus mengocoknya dengan kuat sambil dia kulum kepala kontolnya. “Aaaahhh sssayyanggg … nihhhhhhhhhhhh jilatttinnnnnnn” ucapku sambil menekan kepalanya hingga kontolku terasa sampai tenggorokannya. Crotttt … crotttt … spermaku muntah dalam mulutnya. Aan terkaget, dan segera melepaskan kulumannya, dia bergegas menuju kamar mandi. Mungkin dia belum pernah menelan sperma.

Dari kamar mandi dia kembali merebahkan dirinya di sisiku. “Kamu mau lagi say?” tanyaku. “Huumbh …” jawabnya singkat sambil menjilati leherku. Aku menghela nafas sebentar. Mencoba relax sejenak sambil meraba-raba dia. “Aku gak pernah ngerasain yang kayak gini Joe” ucapnya lirih. “Enak gak?” tanyaku. “Bangeeeetttt … kamu hebat deh sayang” jawabnya. “Ann …” bisikku sambil meraba pantatnya. “Iyyaa cinta” sahutnya. “Boleh gak main disini” kataku sambil mengelus lobang cacingnya. “Ihhhh … jorooookkkkkk …” ucapnya sambil mencubitku. “Pengen nihh … dari tadi cuma liatin doang” sahutku. “Enggak boleh sayang … kan buat keluar ****” ucapnya. “Lagian katanya sakit bangeet” lanjut Aan. “Emmmmm … aku jilatin aja yaaah” sahutku. “Emmmmhhhhh … jilatin yang depan ajaaaah” ucapnya.

Dia terus memelukku dengan erat, tak sampai 10 menit dia tertidur pulas. Aku biarkan dia tertidur di pelukanku. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.30, aku masih terjaga dengan Aan yang tertidur di sisiku. Dia tertidur dengan nyenyaknya, terkadang dia tersenyum sendiri. Entah apa yang ada dalam mimpinya. Dan aku masih penasaran dengan lobang anusnya yang belum pernah aku coba. Dengan perlahan aku iseng membalikkan tubuhnya yang tertidur disisiku. Kini dia sudah tengkurap dan masih saja nyenyak. Pantatnya yang bohay itu aku elus-elus. Lama-kelamaan dia mungkin merasakan enak juga. Kadang dia beringsut merubah posisinya. Iseng aku renggangkan belahan pantatnya dan aku jilati dua bongkahan pantat itu dengan rakus. Aan mendesah pelan. Aku pikir dia pasti masih tertidur. Terus aku jilati dan lobang cacingnya aku usap dengan jemariku. Kembali dia mendengus. Aku terus menjilati pantat dan mengusap lobang itu. “Uucccchhhhh … sssayaaaangghhhhhh … geliiihhhhh” dia mendesah pelan, ternyata dia terbangun karena aku yang bernafsu menjebol pantatnya.

Dia langsung nungging, seolah memberikan semuanya kepadaku. Langsung saja kusambar dengan ujung lidahku yang segera menyapu lobang itu. “Uugghhh … iiiihhhh … gelihhh ssayaaaanggg … emmmhhh” desah Aan sambil menggoyangkan pantatnya. Aku terus menjilati lobangnya dan meraba-raba pantatnya. “Ssayaaaanggghhhh … enaggghhh sssayyyyy” kembali dia mendesah. Kucoba memasukkan telunjukku ke dalam lobang hangat itu. Sulit memang, dia masih mengatupkan anusnya dengan kuat. Menolak semua yang masuk ke dalamnya. “Ouuccchhh … jjanggaaan ssayyyyyy …” ucapnya lirih. Aku kembali menjilati lobangnya, kini aku mencoba menampar pantatnya dengan lembut. “Emmmhhh … ssayyyyy … ennagghhhhhh …” desahnya. Aku jilati dengan buas dan kini kutampar bongkahan pantatnya dengan keras. Plakk … plakk … plakkk … hingga nampak bekas kemerahan. “Ouuccchh … njiinggggg … jangan ditamparrrrr” erangnya. Aku tak peduli, kini aku gigit saja pantatnya. “Aaargghhhhh … bajinggaaan luuuhhhhhh …” jeritnya. Memeknya kembali mengalirkan cairan bening. Slurrrpp … aku jilat sekalian cairan itu. “Aarrghhh … ouuucccchhhh … anjiiingggg luuuhhhh … nikmathh bangeeethhhh nihhhhhh” dia mengerang. Lidahku sudah tak karuan arahnya, kadang ke lobang anus, kadang ke memeknya. Tubuh Aan kadang bergetar tak karuan ketika aku menjilati anusnya. Kata makian yang keluar dari mulutnya sudah tak terbendung lagi. (tapi kasihan sama si anjing yang selalu disebutnya).

“Cepetthh entotin akuuhh ssayaaaanggggg … udah gak tahaann nihhhh” ucapnya. Aku hanya diam, melihat apa reaksi dia nanti. “Ssayaaaanggg … entotin akuuhhhhhhhhh” lanjutnya. Aku kembali menjilati pantatnya, kini lobang anus dan memeknya aku elus-elus dengan jemariku. “Ouucccchhhh … jangan siksa akuuhhh cintaaahhhhh” desahnya. Aku sengaja membiarkan dia merasakan nikmat (yang mungkin belum pernah dia rasakan sebelumnya). “Joeee … ssayaaaangghhhhh … anjingggghhhhh … nikmattt nihhhhhh … pengen dientottttt” erangnya ketika aku menjilati pantatnya. “Ouuucccchhhh … sssayaaaangggg … entotin akuuuhhhhhhhh” dia kembali merintih. Kontolku jelas, semakin tegang dan tegang. Namun aku sengaja mengulur waktu, apa reaksinya nanti. Tiba-tiba dia bangun setengah berdiri, dan tangannya meraih batang kemaluanku yang sudah tegang. “Nihhhhh … pasti minta dituntun yaaaahhhhhh” sambil mengarahkan ke pantatnya. Yups! Pasti mau dianal nih anak. “Ann … mas tusuk yang belakang yaaah” bisikku sambil menjilat kupingnya. “Huummbbb … udah cepet masukinnn …” katanya.

Bless … tanpa menunggu lama aku mencoba menyodok lobang itu. Masih saja dia mengatupkan ototnya. “Oucccchhh … ssooddokk lagihhhhh” desahnya. Aku kembali menyodokkan penisku, lagi-lagi dia mengatupkan anusnya. “Ssayyangggghhhh … sssodddokkkgghhhhhh …” erangnya. Lagi kutusukkan kontol ke lobang itu, dia masih saja menolaknya. Sedikit jengkel memang, tapi sudah kepalang tanggung, :konak: harus aku selesaikan disini sekarang. Plak … plak … plak … kutampar pantatnya dengan sandal merchandise hotel. “Ouucccchhhh … ssakiittt nnjiiinggggg” erangnya. Aku terus menampar pantatnya dengan sandal hotel. Plak … plak … plak … sampai membekas kemerahan. Dia mengerang menahan nikmat. “Oouuuccchhhhh … cepet masukkinnnnn sssayaaangggg” ucapnya. Aku kembali menusukkan kontol ke anusnya yang sudah aku ludahi. Bless … kepala kontolku masuk dalam lobang cacing itu. “Aaaaahhhhhhhh … annnjiiingggggg … eeeggghhhhhhh … eeeeghhhhhhhhhh” desahnya ketika aku kembali menampar pantatnya dan mencoba menusuk anusnya lebih dalam. “Oouuuccchhhhh … tusugggghhh sssayaaaaanggg” desahnya. Kini kontolku sudah separo berada dalam anusnya.

Plak … plak … plak … aku terus menampar pantatnya dan menggenjot anusnya dengan kuat. Sesekali rambutnya yang panjang terurai aku tarik ke belakang. Empotan pantatnya emang beda, inilah yang dikatakan teman sebagai Paramex, obat pusing yang sebenarnya. Namun bukan Paramex yang dijual bebas di toko-toko, melainkan Paramex alias Pantat Rasa Memex. Nikmat banget rasanya. Semakin aku kuat menggenjot dia semakin mengerang dan berteriak lirih. Dan tentu saja, dia pasti memainkan otot anusnya sehingga kontolku terasa diremas-remas. Aku terus menampar pantatnya dan mencoba meraba memeknya yang sangat basah itu. Bless … blesss … bless … kontolku kembali keluar masuk dalam liang kotorannya itu. “Ouuuccchhhh … sssayaaaaanggggg … ssayaaaaanggggggg … ennaggghhhhhh … hemmmmbbbhh … hemmmmhhhhh … hmmbbbbhhhhh … ouuuccccchhhhh … aaaaaahhhhhhhhh … annjiiingggggg … niikmaaaaatdhhh bangeeetttthhhhh” dia mengerang sambil mengatupkan otot anusnya dengan kuat. Aku terus menampar pantatnya dan menggenjot lobang itu. “Aaarggghhhh … akkkuuhhh gaaaaak kkuaaaadttthhhhh … sssayaaaangggg … Aaann pengeeen pipissssshhhhhhh” teriaknya sambil mengatupkan otot anus dan menggoyang pantatnya itu. “Ssayaaangg … ssayaaaangggg … ssayaaaaaanggghhhh … aaaahhhhhhhhhhhhhh … akkuhhh pipiss lagiiihhhhhh” Aan mengerang dan tubuhnya mengejang hebat, terasa memeknya kembali menyemburkan air dengan kuat. “Bangssaaaaatttt … napa akuuhh bisaaaah pipiss lagihhhhhhh” erangnya. Aku langsung menggenjot anusnya dengan kuat. “Ouuucchhhhh … cccabbuttthhh ssayaaaanggghhhhhh … cabuuutttttttttt nggakkkkkk??!?!?!?!? Njjiinggg cabuuutttthhhhhhh … Cabuuuuttthhh doooongggg cintaaaaaaa” erangnya sambil mencoba melepaskan pelukanku. Sambil memilin puting aku mencabut kontol dari anusnya. “Aaahhhhhh … ouuucccchhhhhhhhhhhhhhhh” Aan mendesah ketika aku mencabut kontolku. Brttttt … anusnya menyemburkan gas dengan bunyi yang sangat keras.

Langsung dia terkulai lemas di lantai yang basah karena air kencingnya. Aku mengambil handuk dan membersihkan tubuhnya dari air kencingnya sendiri. Sementara aku mengeringkan tubuhku dengan tshirt yang aku pakai tadi siang. “Sayang … mandi dulu yuk” ajakku sambil mengangkatnya ke kamar mandi. “Huumbbb … mandi bareng ya cinta” sahutnya sambil menciumku. Kemudian kami mandi bersama. Di dalam kamar mandi, kembali kami bercumbu mesra, melupakan semua sandiwara cinta yang pernah ada itu.

Jam menunjukkan pukul 02.05, kami berdua masih bercanda di tempat tidur. Ah gak jadi masalah, toh ini weekend. Jadi booking kamar lagi juga gak masalah. “Sayang … maafin Aan yah, tadi udah kencingin kamu … kentutin kamu juga” ucapnya mesra sambil meraba dadaku. “Heheheh … untung tadi gak *** sekalian disitu” jawabku singkat. “Rasanya masih ada yang ngeganjel di belakang deh” lanjutnya sambil meraba pantatnya sendiri. “Sakit ya?” tanyaku. “Huumb … kamu jahat sih, sodok-sodok pantat Aan” jawabnya sambil mencubitku. “Tapi enak kan say?” aku bertanya sambil kembali mencumbunya. “Ugghh … Enaaakkggghhh … tapiih besoooghh kasihhhh baby oil biar licin yahhhh sayaang … emmmhhhhh … emmmhhh” desahnya sambil menyelipkan lidah dimulutku. Yess! Jadi besok pasti bisa sikat sunholenya lagi. Aku kembali meraba dan meremas buahdadanya, kenyal, sintal, dan empukkkk. “Memek Aan masih denyut-denyut nih say …” bisiknya. Aku meraba vaginanya, terasa hangat. Dini hari itu aku terus mencumbui Aan, squirtqueen selingkuhan si boss hingga dia tertidur lelap.

Lama aku menjalin hubungan dengan dirinya, mungkin sekitar 1 tahunan. Komunikasi mulai jarang ketika dia tahu aku diinterogasi oleh istrinya boss. Mulai saat itu, paling cuma SMS, BBM juga mulai jarang-jarang dibales. Walaupun kalau sedang asyik BBMan ngomongnya jelas menjurus ke arah itu. Sekarang kabarnya dia menjalin hubungan dengan teman sekelasnya dulu waktu SMA. Terakhir kali aku ngentotin dia … udah lama sih, waktu dia horny berat dan sedang dalam kondisi menstruasi.
Ngentot dengan Selingkuhan Bos yang Cantik di Hotel Ngentot dengan Selingkuhan Bos yang Cantik di Hotel Reviewed by rikangen.blogspot.com on January 09, 2019 Rating: 5

No comments:

Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan

Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan CERIAKANGEN ...

Powered by Blogger.