Untuk Ngentot Denganku Om Memperpanjang Jam Tugasku

Untuk Ngentot Denganku Om Memperpanjang Jam Tugasku

Untuk Ngentot Denganku Om Memperpanjang Jam Tugasku
Untuk Ngentot Denganku Om Memperpanjang Jam Tugasku

CERIAKANGEN - Ketika tugas kerja ke daerah, aku sempet terkagum2 melihat panorama indah dari pantainya. Kebetulan kota yang aku kunjungi terletak ditepi pantai. Pantai dan ombaknya ideal sekali untuk melakukan aktivitas apa aja dilaut. Lagian disitu juga ada tempat snorkeling dan diving yang indah. Kepada pimpinan distributornya yang aku panggil om ... (nama gak perlukan), aku menyatakan kekagumanku dan keinginanku untuk menikmati semua itu. Si om lalu usul supaya aku extent aja barang 2 hari kepulanganku. Melihat aku ragu, dia langsung call ke headoffice (kantorku) yang menyatakan bahwa dia masih butuh aku untuk bantu pekerjaannya dan butuh 2-3 hari, jadi dia minta ijin ke bosku untuk mengextent perjalananku barang 3 hari lagi. Karena si om adalah distributor yang prestasinya sangat baek untuk menunjang penjualan produk kantorku didaerah timur, tentu saja bos tidak keberatan. Dia lalu fax perpanjangan surat tugasku, untuk kepentingan administrasi. Wah asik banget, lagian si om mo menjamu aku free untuk menikmati semua yang indah di laut.

Esok harinya dia mengajak aku ke pulau terdekat yang menjadi home base untuk aktivitas dilaut sekitarnya. Aku diajaknya snorkeling dilaut, untuk diving dia mengajariku teknik dasarnya dan mengajakku diving sebentar. Selain itu, berbagai aktivitas di laut bisa aku lakukan, seperti canoeing, ski air tidak terlaksana karena aku gak bisa2 untuk mengangkat badanku dari air sampe tanganku lecet2 karena sentakan pegangan tali yang menarikku ketika boatnya melaju. Ya gak apalah, seharian itu aku have fun sekali bermain dilaut, sampai kulitku memerah semuanya, padahal sudah diolesi sun cream brekali2, memang aku si gak pake bikini untuk mencegak kulitku terbakar semuanya oleh sinar matahari yang terik. Aku mengenakan pakean renang yang mirip pakean montir, baju lengan pendek menyatu dengan celana pendek. Yang merah terbakar ya muka, tengkuk, lengan dan kaki yang tidak tertutup pakean. Walaupun pakean renangku tertutup seperti itu, bodiku yang bohay tetap saja menonjol karena pakean renang itu ketat. Si om sampe berbisik, "Nes, bodi kamu mengundang sekali". Aku sudah terbiasa dengan pandangan 'lapar' lelaki seperti itu. "Mengundang apa om", tanyaku pura2 gak ngerti. "Mengundang untuk ramah". "Ramah?" "Ya ramah, rajin menjamah". "Siapa yang rajin om", sengaja aku ajukan pertanyaan yang bloon kaya gitu, biar si om nya sewot. Bener aja, terpancing dia, "Yang rajin ya aku, pengen menjamah kamu". "Kalo menjamah ja ya gak masalah kan om, cuma sekedar menjamah kan?" Dia makin kesel dengan ucapanku yang sengaja aku buat polos gitu. "Kamu ni polos atao pura2 gak ngerti sih, polos kayanya enggak deh". "Sok tau ah", jawabku. "Iyalah, kayanya kamu gak polos2 amat". "Iyalah om, Ines kan masi pake baju renang, kok dibilang polos". Dia jadi gemes dan memeluuku erat, sambil berbisik, "Nes aku napsu banget deh liat kamu". "Na gitu dong om terus terang, dari tadi kek ngomongnya, pake muter2 gitu. Om kan bukan orang Jawa, tapi ngomongnya muter2 kaya Jawa ja". Dia hanya tersenyum mendengar jawabanku.

Menjelang matahari terbenam, kita kembali ke pulau. Si om ambil satu cottage dengan 2 kamar tidur yang letaknya paling menjorok kelaut, jadi suara deru angin dan pecahnya ombak di tiang2 penyangga cottage terdengar sekali. Palagi ketika pintu ke balokon yang menhadap laut lepas dibuka, angin alut yang segar menerobos masuk, kenceng juga, sehingga terpaksa pintu dirapatkan separo, tetep saja anginnya kenceng walaupun gak sekenceng tadi. Kita mandinya berendem di kolam renang yuk Nes, kamu pake bikini dong". "Ntar om tambah napsu". "Ya gak apa kan, kalo dah naek ke otak tinggal nyalurin ke kamu he he". "Menangnya bbm disalurin, tangkinya mana". Ada nih", katanya sambil menunjuk ke selangkangannya. Aku tertawa ja, aku masuk kamar mengganti pakean renangku dengan bikini. Makanya jadi tampak beda warna kulit antara yang terexpose sinar matahari dan yang tidak. "Wah Nes, dah naek ke otak neh liat kamu seksi gini". Aku tidak memperdulikannya, aku keluar cottage menuju ke pool yang gak jauh letaknya dari cottageku. Poolnya kecil, ada air tumpah dipojokan, lampu2 sudah dinyalakan karena hari sudah gelap. Karena bukan weekend, gak ada orang laen yang berenang. Aku langsung nyebur ke kolam, membilas badanku dibawah grojokan air tumpah, untuk mengurangi garam yang menempel di sekujur tubuhku. Si om ikutan nyemplung ke kolam, "coba kolamnya private, kita bisa mandi tlanjang ya Nes". "Maunya", aku tersenyum saja mendengarnya. Si om keren juga orangnya, 40an lah kira2nya, badannya atletis, badannya memerah karena terpanggang sinar matahari seharian. Dia lelaki tipeku banget. Dia pake celana pendek gombrong saja dari tadi. "Nes bodi kamu asik banget ya". "ah biasa aja om". "Biasa gimana, wajah cantik, toket montok, pinggang ramping, perut rata, pinggul gede, paha mulus biar terbakar juga". "Terus masi napsu?" "Banget jawabnya sambil memelukku dari belakang didalem aer. Karena kolamnya aer kolam cuma sepinggang, dia gak bisa macem2, semacem juga gak bisa, gak enak juga dia kalo terlihat petugas pulau. "Laper gak Nes". "Laper om". "Ya udah, kita bilas disini ja, bawa shampo dan sabun kan". "Bawa om, tapi gak bisa lepas bikini dong". "Gak apa, abis makan baru berendem di bath tub cottage, ada aer angetnya kan, baru lepas bikini". "Terus ditemeni om ya". "So pasti, mau kan". Aku cuma tersenyum dan mulai mebilas badan. Aku keramasi rambur dan menggosokkan sabun cair ke badanku, ketika membilas badan aku mengocorkan aer ke dalam bra dan cdku. Si om secara demonstratif ngintip ketika aku mennggelontorkan air kebalik bikiniku, "mana bisa kliatan, dah gak sabar ya". "Iya Nes, dah naek ke otak neh". Setelah merasa lebih bersih, aku melap rambut dan badan dengan anduk yang disediakan di pool, rambut kurapikn dengan tangan sebisanya. Si om lalu menggandengku ke ruang makan. Disitu sudah disajikan all sea food dish. "Suka kan makanan laut, di pulau ya makanannya sea food". "Suka kok om, palagi dah laper gini". Siang tadi soalnya cuma makan roti dan snack aja, karena males balik ke kamar makan. Sambil makan kita ngobrol sambil becanda2. "Nes, kamu gak polos2 amat kan". "Mulai deh muter2 makannya, sekarang lebi polos dari tadi karena Ines kan pake bikini om". "Kamu ni, ngegemesin banget deh, maksud aku kamu dah sering kan maen di ranjang". "Maen apaan om, kartu ato domino", aku geli melihat dia mulai sewot karena jawabanku. "Huh". "Gitu ja marah". "Gak marah, cuma makin gak nahan ni, bali ke cottage yuk, dah kenyangkan". "Udah sih om, tapi Ines mo ndengerin musik dulu ya". "Itu kan cuma video ja, dikamar juga bisa". Memang yang aku maksud nonton tv yang lagi menanyangkan video musik. Aku diseretnya balik, aku cuma tesenyum melihat ulahnya yang dah gak sabaran.

Aku nurut aja, "Om gendong", sengaja aku pengen bermanja2 ma dia. Karena aku gak gede badannya, dengan mudah dia mengangkatku dengan kedua tangannya. Aku memeluk lehernya, dia langsung saja mengecup bibirku dan dikulum2nya. "Om nih, lagi gendeng Ines ciuman, kalo Ines jatuh gimana". "Jatuh kan ke bawah Nes, tinggal diangkat kan, Kalo jatuhnya keatas baru susah", gantian dia yang gangguin aku. "Ih si om", kataku sambil mencubit lengannya. Aku yang sekarang mencium bibirnya, kumisnya menggesek bibriku, terasa geli2 asik. Sesampai di cottage, aku diturunkan, dia membuka pintu, aku diandengnya masuk kekamarnya. Aku duduk disofa yang ada dikamarnya, dia masuk kekamar mandi untuk mengisi bathtub dengan air panas. Sambil menunggu penuhnya bath tub, dia kembali masuk kamar, duduk disebelahku. Aku dipeliknya dan bibirku diciumnya lagi, kali ini dengan penuh napsu. Aku menyambut lumatannya di bibirku, lidahklu kujulurkan kedalam mulutnya yang langsung disambut dengan belitan lidahnya dan kemudian lidahku diemutnya pelan2. Terdengar aer tumaph ke lantai. Dia melepaskan ciumannya dan segera ke kamar mandi mematikan air panas, dan menyalakan air dingin. Karen bath tub penuh air panas, ya ditambah air dingin, kembali airnya luber ke lantai. Aku segera mengangkat anduk yang dihampar dilanati, tapi sudah basah. "Nes kita masuk ke bath tub ja, biar airnya cepet dingin".

Kami berdua berdiri didalam bath tub sambil pelukan dan berciuman kembali. Air makin luber ke lantai, kami dah gak perduli. Dia melepaskan ikatan tali braku, kemudian ikatan tali cdku sehingga aku sudah bertelanjang bulat. Segera tanpa membuang-buang waktu lagi dia menyambar tubuhku. Dilumatnya kembali bibirku dan tangannya beraksi meremas toketku. "Hhhmm..gimana Nes? Udah siap die ntot?" kurasakan hembusan nafasnya di telingaku. Tangan gempalnya mulai meremasi toketku, sementara tangan yang lainnya mulai mengelus-elus pahaku, kemudian mulai naik ke bagian selangkangan lalu dia menggesekkan jarinya pada daerah i tilku. Kini kedua tangannya menjelajahi toketku dengan melakukan remasan, belaian, dan pelintiran pada pentilku, sambil tangan satunya mulai bergerak perlahan-lahan diantara kerimbunan jembutku, jarinya mencari liang n onokku. Perasaan nikmat begitu menyelubungiku karena hampir semua daerah sensitifku diserang olehnya dengan sapuan lidahnya pada leherku, remasan pada toketku, dan permainan jarinya pada n onokku, serangan-serangan itu sungguh membuatku terbuai. Kedua mataku terpejam sambil mulutku mengeluarkan desahan-desahan "Eeemmhh..uuhh". Dia langsung membuka celananya, begitu cdnya terlepas benda didalamnya yang sudah mengeras langsung mengacung siap memulai aksinya. Aku terbelalak memandang k ontol hitam itu, panjangnya memang termasuk ukuran rata-rata, namun diameternya itu cukup besar, dipenuhi dengan urat-urat yang menonjol. Dia yang sudah telanjang bulat mengajakku duduk di bathtub, kemabli air lubar kelantai, suhu air duah gak terlalu panas. Didalem air kembali kamu berpelukan dan berciuman. Aku membersihkan diriku sekali lagi, dia mambantu menyabuni tubuhku yang tadinya tertutup bikini. Lama dia menyabuni toketku, terus saja toketku diremas2 dan dipilntir2 pentilnya. Kemudian dia mengeramasi jembutku dan membersihkan selangkanganku dan pantatku. Kemudian giliranku menyabuni pinggang kebawah, aku membersihkan pantatnya dan terakhir kon tolnya yang sudah sangat keras kukocok2 dengan busa sabun, "Mo sampe keluar om". "Gak usah lah Nes, enakan juga ngecret di no nok kamu". "Mangnya sapa yang mo maen ma om", mulai aku menggodanya. Dia tidak menjawab, aku ditariknya keluar dari bathtub, keran air dimatikan, penyumbat bath tub dilepas dan dengan cepat aer mengalir ke saluran pembuangan. Sistem air limbah di cottage rupanya didaur ulang sehingga airnya bisa dipake lagi. Aku kira langsung dibuang ke laut. Itu mencemari lingkungan dan bisa melakukan penghematan air bersih. Katimbang menawarkan aer laut, biayanya jauh lebih tinggi. Makanya rate nginep di cottage itu gak murah, tapi ya apa perduliku, si om yang bayar semuanya.

Sambil melap badanku yang sudah bersih dengan anduk aku ditariknya menuju ke ranjang. Hawa dingin dari ac menyergap tubuh telanjangku sampe aku menggigil, "dingin ya Yang, matiin acnya ya, buka jendela aja ya biar angin laut masuk"."Ntar ada yang ngintip om". "Biarin ngintip, paling duyung, diajak maen skalian ja". O 3some ma duyung gitu ya om, duyungnya ada yang lelaki kan". "Diluar tuh laut sayangku, gak ada yang bisa ngintip. ka,mu kedinginan gak. Matiin acnya jangan?" "Ya matiin deh om". Dia mematikan a dan membuka jendela sehingga angin alut langsung menerobos masuk disertai suara deburan ombak yang keras terdengar. "Om jadi brisik". Dia menutup jendelanya lagi, "ntar kalo panas baru ac diidupin lagi ya yang". Aku seneng dia memanggilku yang, romantis banget. Itu sebabnya aku lebi suka dengan lelaki yang umuran se om, lebih romantis dan memperlakukan aku seperti kekasihnya, perhatian sekali. Aku berbaring diranjang dan dia disebelahku. Dengan lembut dibelainya pipiku, lalu belaian itu perlahan-lahan turun ke bahuku. Direngkuhnya aku dalam pelukannya. Tangannya kembali bergerak menjelajahi tubuhku. Dia mengencangkan remasan pada toketku kananku sehingga aku merintih kesakitan "Aaakkhh..sakit om!". Dia hanya tertawa terkekeh-kekeh melihat reaksiku. "Uuuhh..sakit ya Yang, mana yang sakit..sini om liat" katanya sambil mengusap-usap toketkuku yang memerah akibat remasannya. Dia lalu melumat toketkuku sementara tangan satunya meremas-remas toketku yang lain. Perlahan-lahan akupun sudah mulai merasakan enaknya. Tubuhku menggelinjang disertai suara desahan saat tangannya mengorek-ngorek liang n onokku sambil mulutnya terus melumat toketku, terasa pentilku disedot-sedot olehnya, kadang juga digigit pelan atau dijilat-jilat. Kini mulutnya mulai naik, jilatan itu mulai kurasakan pada leherku hingga akhirnya bertemulah bibirku dengan bibirnya yang tebal itu. Naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir.

dia lalu berlutut sehingga k ontolnya kini tepat dihadapanku yang sedang telentang. "Ayo Yang, kenalan nih sama k ontolku, hehehe..!" katanya sambil menggosokkan k ontol itu pada wajahku. Aku mulai menjilati k ontol hitam itu mulai dari kepalanya sampai biji pelernyanya, semua kujilati sampai basah oleh liurku. Semakin lama aku semakin bersemangat melakukan oral sex itu. Kukeluarkan semua teknik menyepong-ku sampai dia mendesah nikmat. Saking asiknya aku baru sadar bahwa posisi kami telah berubah menjadi gaya 69 saat kurasakan benda basah menggelitik i tilku. Dia kini berada di bawahku dan menjilati belahan n onokku, bukan cuma itu dia juga mencucuk-cucukan jarinya ke dalamnya sehingga n onokku makin lama makin basah saja. Aku disibukkan dengan k ontolnya di mulutku sambil sesekali mengeluarkan desahan. Aku sungguh tidak berdaya oleh permainan lidah serta jarinya pada n onokku, tubuhku mengejang dan cairan n onokku menyembur dengan derasnya, aku telah dibuatnya nyampe. Tubuhku lemas diatas tubuh nya dan tangan kananku tetap menggenggam batang k ontolnya.

Setelah puas menegak cairan n onokku, dia bangkit berdiri. Tangan kokohnya memegang kedua pergelangan kakiku lalu membentangkan pahaku lebar-lebar sampai pinggulku sedikit terangkat. Dia sudah dalam posisi siap menusuk, ditekannya kepala k ontolnya pada n onokku yang sudah licin, kemudian dipompanya sambil membentangkan pahaku lebih lebar lagi. k ontol yang gemuk itu masuk ke n onokku yang cukup sempit. Dia terus menjejalkan k ontolnya lebih dalam lagi sampai akhirnya seluruh k ontol itu tertancap. "Ooohh..n onok kamu peret Yang, jarang kemasukan kon tol ya, nikmat banget deh". Aku senang juga mendengar pujiannya. "Ines juga nikmat om, k ontol om gede banget". "Kamu belum pernah ngerasain k ontol gede ya Yang". "Yang gede sering om, tapi yang segede k ontol om baru kali ini, enjot terus om, nikmaaat". Puas menikmati jepitan dinding n onokku, pelan-pelan dia mulai menggenjotku, maju mundur terkadang diputar. Kurasakan semakin lama pompaannya semakin cepat sehingga aku tidak kuasa menahan desahan, sesekali aku menggigiti jariku menahan nikmat, serta menggeleng-gelengkan kepalaku ke kiri-kanan sehingga rambut panjangku pun ikut tergerai kesana kemari. Tampangku yang sudah semrawut itu nampaknya makin membangkitkan napsunya, dia menggenjotku dengan lebih bertenaga, bahkan disertai
sodokan-sodokan keras yang membuatku makin histeris. Kemudian tangan kanannya maju menangkap toketku yang tergoncang-goncang. Hal ini memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.

Setengah permainan, dia mengganti posisi. aku disuruhnya nungging. Dari belakang dia sedang mengagumi tubuhku dan mengelus-ngelusnya. "Nah, ini baru namanya pantat" dia meremas bongkahan pantatku dengan gemas dan menepuknya. Saat dia mulai mengelus n onokku tanpa sadar aku malah merenggangkan kakiku sehingga dia makin leluasa merambahi daerah itu. Dia mulai mempersiapkan kembali k ontolnya dengan menggosok-gosokkan pada bibir n onok dan pantatku. Kemudian dia menyelipkan k ontolnya di antara selangkanganku lewat belakang. Aku mendesis nikmat saat k ontol itu pelan-pelan memasuki n onokku. Kakiku mengejang ketika menerima sodokan pertamanya yang dilanjutkan dengan sodokan-sodokan berikutnya. Mulutku mengap-mengap mengeluarkan merintih terlebih ketika tangannya meremas-remas kedua toketku sambil sesekali dipermainkannya pentilku yang sudah mengeras. "Ooohh.. enak banget deh nge ntotin kamu Yang!" celotehnya. Tusukan-tusukan itu seolah merobek tubuhku, hingga 15 menit kemudian tubuhku bagaikan kesetrum dan mengucurlah cairan dari n onokku dengan deras sampai membasahi pahaku. Aku merintih panjang sampai tubuhku melemas kembali, kepalaku jatuh tertunduk, nafasku masih kacau setelah nyampe sekali lagi.

Aku mengira dia juga akan segera mengecretkan pejunya, ternyata perkiraanku salah, dia masih dengan ganas mengenjotku tanpa memberi waktu istirahat. Rambut panjangku ditariknya sehingga kepalaku terangkat. Sudah cukup lama aku digenjotnya namun belum terlihat tanda-tanda akan ngecret. Variasi gerakannya sangat lihai sampai membuatku berkelejotan, juga staminanya itu sungguh diluar dugaan. Mendadak dia menarik lepas k ontolnya, aku sudah siap menerima *******an pejunya, namun ternyata k ontol itu masih mengacung dengan gagahnya.

dia lalu duduk, "Sini Yang, aku pangku!" suruhnya. Aku menurut saja dan tanpa diminta lagi aku naik ke pangkuannya, aku menuntun k ontolnya memasuki no nokkku. Begitu kuturunkan pantatku langsung aku bergoyang di pangkuannya, dia pun membalas gerakkanku dengan menaik turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga tusukannya makin dalam. Wajahnya dibenamkan pada belahan toketku, tangannya yang tadi mengelus-ngelus punggungku mulai meraba toketku, mulutnya menangkap toketku yang satu lagi. Toketku disedot dan dikulumnya, kumisnya yang terkadang menyapu permukaan toketku memberi rasa geli dan sensasi yang khas. Kunaik-turunkan tubuhku dengan gencar sampai dia melenguh-lenguh keenakan, "Uuugghh..n onok kamu enak banget, Yang". desahanku bercampur baur dengan lenguhannya. Kepalaku tengadah disertai lolongan panjang dari mulutku saat aku nyampe lagi, cairan n onokku kembali tercurah sampai membasahi dipan, secara refleks aku juga mempererat rangkulanku hingga wajahnya makin terbenam pada toketku. "Om, kuat banget sih nge ntotnya, Ines dah beberapa kali nyampe, om belum ngecret juga, lemes om". "Tapi nikmat kan?"

Kemudian dia melepaskan k ontolnya dan menyuruhku berlutut di hadapannya, diraihnya kepalaku dan didekatkan pada k ontolnya yang lalu kujilati dan kusedot, rasanya sudah bercampur dengan cairan n onokku. Ketika tanganku sedang mengocok sambil menjilatinya tiba-tiba dia melenguh panjang dengan wajah mendongak ke atas, "Yang, aku mau ngecret, di no nok kamu ya". Segera aku dibaringkan, dia menaiki aku dan sekali enjot k ontol besarnya langsung ambles semuanya di n onokku. Dienjotkannya k ontolnya keluar msuk dengan cepat dan akhirnya, "Ooohh..Yang, aku ngecret" dan disusul 'creett..creet..' pejunya menyemprot dengan deras didalam n onokku, terasa sekali semburan kuatnya menghangati bagian dalem n onokku. Demikian lelahnya aku, sampai tubuh seperti lumpuh dan mata terasa makin berat. Sebelum terlelap aku masih sempat mendengarnya berkata dekat kupingku "n onok kamu enak banget, aku jadi ketagihan nih!".

Tiba-tiba kurasakan ada yang menciumku sambil meremas toketku, juga kurasakan ada jari-jari yang menggelitik n onokku. Aku mendesah nikmat, kubuka mata, Ahh..aku terbangun. Terkejut sekali aku. Begitu mata kubuka langsung nampak sesosok tubuh berada diantara kedua belah pahaku yang terbuka lebar. Ketika kesadaranku berangsur-angsur pulih nampak sosok lelaki telanjang yang bukan dia, wajahnya berada dekat n onokku sambil mengorek-ngoreknya dengan jarinya. Aku berusaha bangkit dengan sisa tenagaku, tubuhku sedikit bergeser. Kutepis tangan itu dari n onokku dan langsung kurapatkan pahaku. Ketika menengok ke samping aku lihat si om tersenyum memandangku. "Yang, ini temenku, om Usman. Dia baru dateng pagi ini, kamu tidurnya pules banget sampe dah siang baru bangun. Om ini ngajak Dina, ceweknya". Dina muncul ke kamar, aku dikenalkan ke Dina, bodinya lebih bahenol dari aku, hanya mengenakan bikini minim sehingga dah kaya telanjang aja saking minimnya. "Sarapan dah tersedia". Aku bangun ke kamar mandi, cuci muka dan sikat gigi, baru nyusul mereka ke ruang makan. Mereka sudah becanda2 saja di meja makan sambil menyantap sarapan yang sudah tersedia, ada cereal dan susu, bubur ayam dan roti panggang lengkap dengan margarine dan jam nya. Si om pake celana gombrong sedang aku masi telanjang bulat, aku mo masuk ke kamar, tapi om Usman bilang gak usah. Aku duduk ja disebelahnya, dan mulai makan. Aku laper abis semalem dikerjain abis2an ma si om.

abis makan om Usman menarik aku ke sofa, dia dah gak bisa nahan napsunya. "Ines, semalem enak die ntot dia", tanyanya sambil menunjuk si om. "aku napsu banget nih Nes, pengen nge ntotin kamu juga, mau ya". Om Usman mengambil kesempatan ketika aku sedang bingung karena ajakan yang sangat to the point itu, dengan merenggangkan pahaku sambil mengelus-elusnya. Mulutku mengeluarkan desahan ketika jari-jarinya mulai menyentuh i tilku dan mengelusnya. Elusannya pada rambutku turun ke pipi, dan terus menurun ke leher hingga berhenti di toketku kananku yang lalu dibelai dan diremasnya. Dia mendekatkan mulutnya pada toketku dan menangkapnya dengan mulutnya. Gak lama kemudian si om bangkit dan join di sofa. Wah asik juga nih, maen ber3. mereka berdua semakin bergairah dan mengerubungiku. Tangan-tangan mereka mulai menjamahi tubuhku. Aku tidak tahu lagi siapa yang mengerjai kedua toketku, meremas-remas pantatku, memilin-milin pentilku, dan mengusap-usap n onokku karena kupejamkan mataku dan tubuhku menggelinjang menahan nikmat. Tubuhku dipangku oleh om Usman dan si om di depan. si om menciumi wajahku, sesampainya di bibir, dia langsung melumatnya, lidahnya mendesak-desak ingin masuk ke mulutku, napsuku yang kembali naik membuatku membuka mulutku mempersilakan lidahnya bermain-main di mulutku. Sesudah itu mulutnya terus turun sampai ke toketku. Enngghh..om..!" desahku menahan geli bercampur nikmat ketika mulutnya melumat toketkuku secara bergantian. Aku merasakan pentilku disedot, digigit pelan bahkan sesekali ditarik oleh mulutnya, sementara telapak tangan om Usman bercokol di n onokku terus saja menggosok-gosok bibir n onokku.

Beberapa saat kemudian om Usman minta aku nungging merentangkan kedua pahaku, "Nes..aku dah pengen nge ntotin kamu sekarang ya!" katanya tidak sabaran. Aku melihat dari bawah, k ontolnya yang besar dan lebih panjang dari k ontol si om mulai mendesak masuk ke nonokku, "Aaahhkk..ahh..om" itulah yang keluar dari mulutku saat om Usman menekankan dalam-dalam k ontol supernya hingga amblas seluruhnya, aku meringis sambil mencengkram lengan si om yang memelukku. "Ooohh.." om Usman mendesah setelah berhasil menancapkan k ontolnya di dalam n onokku. "Gimana Man?? seret ga n onoknya?" tanya si om pada temannya. "Buset, seret amat nih n onok, udah ga perawan tapi rasanya kaya perawan, pinter juga Ines ngerawatnya!" puji om Usman sambil mulai menggenjot. Aku mulai merasakan k ontol itu bergerak keluar masuk pada n onokku, mula-mula gerakan itu lembut, namun lama-lama bertambah kencang. Aku mendesah-desah tidak karuan ditambah lagi dari belakang dia bertubi-tubi mencupangi leher jenjangku serta mempermainkan toketku, pantatku meliuk-liuk ke kiri-kanan sehingga om Usman makin seru menggenjotku. "Akkhh.. oohh..eemmhh..!" eranganku tertahan tatkala bibirku dilumat si om. Akupun merespon cumbuannya, lidah kami saling beradu dengan liar. Diserang dari dua arah begini sungguh membuatku kewalahan hingga akhirnya terasa dinding-dinding n onokku berdenyut makin kencang dan erangan panjang keluar dari mulutku disertai mengejangnya tubuhku. Tubuhku lemas tapi om Usman belum tampak mereda, dia masih bersemangat menyodokkan k ontolnya . Aku merasa lelah dan ingin istirahat sejenak maka kudorong tubuh om Usman. "Udah dulu.. om, Ines lemes..uuhh" aku memelas. Dia lalu menarik lepas k ontolnya sehingga aku dapat sedikit bernafas lega.

"Nes, pengen diemut deh", kata om Usman. k ontol om Usman yang baru saja mengacak-acak n onokku, kuraih dan kugenggam, masih keras. Dia dengan berkacak pinggang sesekali mendengus ketika jari-jarku mulai mengocok dan membelai biji pelernya. si om pun mendekatiku dan meraih tanganku yang satu, lalu diletakkan pada k ontolnya. Kini k ontol om Usman berada ditangan kiriku dan k ontol si om di tangan kananku, mereka merem melek menikmati pelayananku sambil sesekali membelai badanku. "Nah..sekarang aku pengen ngerasain mulut kamu Nes, ayo dong.. diemut " desak om Usman. k ontolnya kumasukkan dalam mulutku, karena panjangnya, benda itu sampai mentok di tenggorokanku. Lidahku mulai menjilat dan mengulum, sementara kurasakan sebuah tangan mengelus dan terkadang menyelipkan jarinya pada n onokku. Aku makin liar mengemutnya, aku sendiri sudah merasa sesak. Akhirnya beberapa semburan kurasa menerpa langit-langit mulut dan tenggorokanku, aku menelan pejunya, rasanya asin dan kental. Mimik wajah om Usman menunjukkan dia puas sekali ngecret di mulutku. Kulihat k ontolnya sudah tidak setegang tadi lagi, ukurannya menyusut.

Beberapa menit kami beristirahat, si om berbaring di sofa. "Gantian Yang.. sekarang aku di bawah, kamu di atas!" Wah aku jadi kerja rodi nih ngelayani napsu 2 lelaki yang kuat nge ntotnya. Aku gak tau kok Dina gak dimanfaatkan, udah jauh2 divawa ke pulau. Tapi ya udah, namanya juga berburu kenikmatan ya aku lakukan juga. Tanpa diminta lagi aku mengangkangi tubuhnya yang sudah rebah telentang. Aku tanpa ragu menuntun k ontolnya yang sudah mengeras ke arah n onokku dan aku mengambil posisi menduduki tubuhnya. Dengan bernafsu kugoyangkan pinggulku diatas tubuhnya, bahkan aku ikut membantu kedua belah telapak tangannya meremasi toketku. Om Usman menonton adeganku, kadang-kadang tangannya iseng merabai pahaku. "Ayo..goyang Yang..oohh!" si om sepertinya ketagihan dengan goyanganku, begitu juga om Usman, dia tidak tahan hanya menonton saja. Dia berdiri di ebelahku, k ontolnya mengacung di depan mukaku. "Emut lagi Nes", katanya sambil menjejalkan k ontolnya ke mulutku. Dengan tetap bergoyang, aku juga mengisap-ngisap k ontol om Usman. Saat mereka sedang asyik-asyiknya menikmatiku, tiba-tiba Dina muncul, bertelanjang bulat. Dia hanya bisa melongo melihat aku sedang dikerjai berdua. Tetap dalam posisinya si om menengok ke samping dan menyapa Dina, "Ayo Din, join". Beberapa saat kemudian om Usman mencabut k ontolnya dari mulutku, namun aku masih harus menyelesaikan urusanku dengan si om. om Usman mendekati Dina dan menepuk pantatnya. si om sibuk menggerakkan pinggulnya membalas goyanganku. 15 menit dalam posisi 'woman on top' sampai akhirnya tubuhku bergetar seperti menggigil lalu "Aaahh..!!" Desahan panjang keluar dari mulutku, kepalaku mendongak ke atas. Tubuhku melemas dan ambruk ke dalam pelukannya. Si om meluk tubuhku sambil k ontolnya tetap dalam n onokku, kami berdua basah kuyup oleh keringat yang mengucur. "Ganti posisi yah Yang" katanya dekat telingaku.

Lalu tubuhku ditelungkupkan. Aku nurut saja ketika posisiku diatur seperti merangkak. Segera k ontolnya terbenam lagi dalam n onokku, dan dienjotkannya dengan cepat dan keras, k ontolnya keluar masuk menggesek dinding n onokku, walaupun lemes aku merasa nikmat luar biasa. Dengan keras dia sodok-sodokan k ontolnya dan toketku yang menggantung diremas-remasnya. Suara rintihanku saling beradu dengan lenguhan dia, juga dengan rintihan Dina yang sedang die ntot om Usman dalam posisi berpangkuan di kursi. si om menarik wajahku dan memagut bibirku, diciumnya aku dengan lembut. Akhirnya kembali kukeluarkan cairan hangat dari n onokku, aku nyampe lagi. Permainan itu membuatku merem-melek dan banyak menguras tenagaku, akupun ambruk dengan nafas yang kacau. Dia mencabut k ontolnya yang masih ngaceng dengan kerasnya. dia menggantikan om Usman yang rupanya sudah ngecret. Bener2 hebat si om, gak ada matinya. Dengan penuh napsu dia menge ntoti Dina yang terkapar lemes, sampai akhirnya diapun ngecret di n onok Dina.

Siangnya setelah makan, si om meninggalkan kami bertiga, dia masih ada urusan yang harus diselesaikan. Om Usman tidak menyia2kan kesempatan ini, minta dilayani oleh kami berdua. Dia berbaring telanjang di ranjang. Dina segera mengocok-ngocok k ontolnya perlahan. Aku berjongkok di depannya. Dina mulai memasukkan k ontol om Usman ke dalam mulutnya. Kepalanya mulai bergerak naik turun. Pipinya yang sedikit menonjol disesaki k ontol om Usman. Sementara aku menciumi dan menjilati pahanya menunggu giliran. Sesaat kemudian, Dina mengeluarkan k ontol om Usman dari mulutnya, dan aku langsung meraihnya dengan bernafsu. Kujilati terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya, dan perlahan aku mulai menghisap k ontol om Usman. Om Usman menarik Dina dan menciuminya. Dinapun membalas pagutan om Usman. Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke pentil om Usman, sementara k ontolnya masih menjejali mulutku. Segera om Usman menarik Dina kedalam pelukannya. Om Usman menjilati pentilnya. "Ahh...ssstt..." erangan nikmat keluar dari mulut Dina. Erangan ini semakin keras terdengar saat jari om Usman mengusap-usap n onoknya.

"Sebentar ya Nes.."kata om Usman sambil mencabut k ontolnya dari mulutku. Dina ditariknya sampai berbaring dan om Usman mengarahkan k ontolnya ke n onok Dina. "Pelan-pelan ya om." desah Dina perlahan. k ontol om Usman mulai menerobos n onok Dina. Erangan Dina semakin menjadi. Tangannya tampak meremas sprei ranjang. Mulutnya setengah terbuka, dan matanya terpenjam. "Ahhhh...ahhhh" desah Dina saat om Usman mulai menggenjot k ontolnya keluar masuk. Dina mulai menggelinjang merasakan k ontol om Usman menghunjam ke n onoknya sementara aku menonton adegan itu dengan penuh napsu. Om Usman menghentikan enjotannya dan mengganti posisi, sekarang Dina yang diatas. Kembali k ontol om Usman menerobos n onok Dina. "Ahhhh...." erangnya. Dina kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya turun naik mengocok k ontol om Usman didalam n onoknya. Om Usman meraih aku kedalam pelukannya dan mencium bibirku. Toketku diremasnya dengan gemas, pentilku mendapat giliran selanjutnya.

"Sstttthhhh....sstttt" erangku saat om Usman menjilati dan dengan gemas mengisap toketku. Sementara Dina masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Matanya terpejam. Om Usman memilin-milin pentil Dina sementara aku menjilati pentil om Usman. "Ahhhhh......" erang Dina panjang saat dia nyampe. Tubuhnya mengejang beberapa saat, kemudian lunglai di atas tubuh om Usman. Om Usman menciumi pundak Dina beberapa saat, sebelum digulingkan kesebelahnya. "Giliranmu nes.." katanya. Aku langsung menghentikan hisapanku pada pentilnya, dan dengan bergairah menggantikan posisi Dina. Aku menaiki tubuhnya dan kuarahkan k ontol om Usman ke n onokku. "Ihhh..gede banget...iihhhh" desahku saat k ontolnya menerobos n onokku. Dengan bernapsu aku menggoyang-goyangkan tubuhku. Toketku berguncang-guncang saat aku mengenjotkan pantatku turun naik. Terkadang om Usman menarik tubuhku agar dia bisa menghisapi pentilku. Bosan dengan posisi ini, om Usman minta aku menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang. Disodokkannya k ontolnya kembali ke dalam n onokku. Aku kembali mengerang. "Ihh..ihh.." desahku saat dienjot dari belakang. Dina tak berkedip melihat aku die ntot secara "doggy-style". "Sini Din" om Usman memanggilnya. Saat dia menghampiri, langsung om Usman kembali menciumi Dina, sementara itu tangannya memegang pinggangku sambil sesekali menepuk-nepuk pantatku. "Ihh..ihh.. Ines nyampe om." erangku saat aku nyampe. Dia melepaskan k ontolnya dari n onokku. Aku ditelentangkannya dan segera k ontolnya ambles lagi din onokku. Om Usman dengan penuh napsu mengenjotkan k ontolnya dengan cepat dan keras, keluar masuk menggesek n onokku, sampai akhirnya dia menjerit keenakan. Terasa ada semburan peju hangat didalam n onokku. Diapun terkulai. "Om mainnya hebat banget ..." kata Dina sambil tersenyum. "Iya..kita berdua aja dibuat kewalahan", sahutku sambil mengusap-usap dadanya. "Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih" jawabnya. "Kita sih puas banget deh die ntot om, lemes tapi nikmaat banget, ya Nes" kata Dina. "Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya" kataku sambil mulai mengusap-usap k ontolnya. "Iya.Rahasianya apa sih om?" Kurasakan k ontolnya mulai mengeras lagi, luar biasa.

"Om, buat kenang-kenangan Dina video ya.." ujar Dina tiba-tiba, sambil bangkit mengambil HPnya. "Jangan ah. Udah nggak usah" om Usman menolak. "Ah..nggak apa om. Habis k ontolnya gemesin banget deh..Dina nggak ambil mukanya kok.." sahutnya. "Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho" kata om Usman lagi. "Om berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus kamu isepin Nes.. Ntar gantian" kata Dina. Om Usman bangkit dan berdiri di samping ranjang. Aku kemudian berjongkok di depannya, dan mulai menjilati k ontolnya. "Rambut kamu Nes, jangan nutupin" kata Dina sambil mulai merekam adegan itu. Om Usman membantu aku menyibakkan rambutku dan aku mulai mengulum k ontolnya sambil mengelus-elus biji pelernya. Dina merekam adegan itu dengan antusias. Om Usman mengerang nikmat, sambil membantu menyibakkan rambutku. Cukup lama aku mengemut k ontolnya. Sementara tampak Dina sangat terangsang melihat aku menikmati k ontol om Usman. "Nes..gantian dong.." katanya beberapa saat kemudian. Hpnya diserahkan ke aku, dan gantian Dina sekarang yang berjongkok di depan om Usman. Disibakkannya rambutnya kesamping agar aku dapat merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan seluruh k ontol om Usman. Lubang kencingnya digelitik dengan lidahnya, kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan k ontol om Usman. "Jangan pakai tangan Din.." kata ku yang sedang merekam adegan itu. Dina kemudian melepas tangannya yang memegang k ontol om Usman, dan ia memaju mundurkan kepalanya. Sesaat kemudian dia mengeluarkan k ontol dari mulutnya dan, tetap dengan tanpa memegang k ontol, Dina menjilatinya sambil bergumam gemas. Kemudian dihisapnya kembali k ontol om Usman dengan bernafsu. Diperlakukan seperti itu, om Usman gak tahan lagi. "Arrghh.. hampir ngecret nih.." erangnya. "Om yang ambil ya.." kataku sambil menyerahkan hp padanya. Aku kemudian berjongkok bersama dengan Dina. k ontol itu kukocok-kocoknya. Om Usman tidak tahan lagi. Sambil merekam adegan, dia ngecret membasahi muka kami. Setelah beristirahat sejenak, om Usman meminta hp Dina. Dia ingin memastikan wajahnya tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil. Kami mengobrol beberapa lama, sebelum beranjak pulang.
Untuk Ngentot Denganku Om Memperpanjang Jam Tugasku Untuk Ngentot Denganku Om Memperpanjang Jam Tugasku Reviewed by rikangen.blogspot.com on January 20, 2019 Rating: 5

No comments:

Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan

Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan Menginginkan Balas Dendam yang Ternyata Mendapatkan Perawan CERIAKANGEN ...

Powered by Blogger.